MUHAMMADIYAH KELOLA TAMBANG

Muhammadiyah Bakal Kembalikan IUP Tambang Jika Timbulkan Kerusakan

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 28 Juli 2024 | 16:18 WIB
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (SinPo.id/ YouTube Muhammadiyah)
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (SinPo.id/ YouTube Muhammadiyah)

SinPo.id - Ketum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan, Muhammadiyah menerima izin usaha pengelolaan (IUP) tambang dengan berbagai prinsip yang pro keadilan, kesejahteraan sosial, dan pro lingkungan. 

Namun, jika dalam perjalanannya, ditemukan hal-hal yang melenceng, Muhammadiyah akan mengembalikan IUP tersebut. 

"Kami masuk ingin mengelola, termasuk mengelola tambang dan kami ingin punya role model pengelolaan tambang yang tidak merusak lingkungan dan tidak menimbulkan konflik dan disparitas sosial," kata Haedar dalam jumpa pers, Minggu, 28 Juli 2024.

"Kalau nanti dalam perjalanannya tim menemukan berbagai macam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk pengelolaan tambang yang pro keadilan sosial, pro kesejahteraan sosial, dan pro lingkungan, ya kami tidak akan memaksakan diri untuk akhirnya nanti dengan bertanggung jawab pula IUP itu kami kembalikan. Itu cara kami memasuki kehidupan," sambungnya. 

Haedar menerangkan, selama ini Muhammadiyah sudah mengelola sektor pendidikan, kesehatan, hingga bisnis hotel.

Dan, Muhammadiyah ketika mengelola pertambangan, tak ingin terjadinya kerusakan lingkungan hidup. 

"Tentu tidak mudah, tapi kami organisasi yang selama ini bekerja mengelola pendidikan, kesehatan, sosial, mulai masuk ke bisnis bikin hotel dan lain sebagainya, maka jadi tantangan bagi kami yang bertanggung jawab untuk jika IUP ini kami manfaatkan melalui badan usaha kami, maka kita akan mengelolanya dengan cara seksama, dengan mengeliminasi hal hal yang problematik seperti berkembang di masyarakat," ungkapnya.

Itu sebabnya Muhammadiyah melakukan kajian mendalam, selama dua bulan untuk pengambilan keputusan terkait pengelolaan tambang ini. 

"Jadi di situlah letak spirit hasil keputusan ini, dan kami menghargai berbagai kritik masukan," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI