Topan Gaemi Melanda Seluruh Asia Tenggara, Ratusan Orang Terluka

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 25 Juli 2024 | 10:52 WIB
Angin kencang di Taipei, Taiwan, saat Topan Gaemi Melanda. (SinPo.id/AP)
Angin kencang di Taipei, Taiwan, saat Topan Gaemi Melanda. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Gaemi, yang merupakan topan pertama musim ini, telah menyebabkan angin kencang dan hujan lebat di seluruh Asia Tenggara, yang memaksa sekolah, kantor, dan tempat wisata ditutup.

Saat mendarat di Taiwan pada Rabu malam, Topan Gaemi meningkat menjadi topan super siklon tropis yang sangat kuat, dengan kecepatan 150 mph. Topan tersebut menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 220 orang lainnya.

Para pelancong bergegas menaiki penerbangan luar negeri dari Taiwan setelah maskapai penerbangan mengatakan banyak penerbangan ke Jepang, Tiongkok, dan tujuan regional lainnya akan dibatalkan pada hari Kamis.

Akibat dari badai tersebut, jalan-jalan di sejumlah kota terendam banjir. Namun pemerintah langsung membuka tempat perlindungan, terutama di daerah-daerah yang rentan, terutama di pusat pegunungan Taiwan dan timur yang rawan longsor dan banjir.

"Ini bisa menjadi topan terbesar dalam beberapa tahun terakhir," kata seorang kapten kapal nelayan. Dilansir dari The Independent pada Kamis, 25 Juli 2024.

Bahkan Wali kota Taipei menghimbau warga untuk tinggal di rumah, mengingat kecepatan angin di pusat topan mendekati kecepatan tertinggi kedua yang pernah tercatat di Samudra Pasifik Barat pada Rabu sore.

Sementara itu, Gaemi yang disebut Carina di Filipina, telah memperparah hujan monsun, yang menyebabkan tanah longsor di sejumlah tempat dan banjir selama lima hari. Akibatnya, 600 ribu orang terpaksa mengungsi.

Selain itu, badan mitigasi risiko bencana Filipina, mencatat 13 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang mengubur pedesaan di kota lereng gunung Agoncillo. Bahkan mayat seorang wanita hamil dan tiga anak ditemukan di tanah longsor.

Menanggapi hal itu, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, langsung memerintahkan pihak berwenang untuk mempercepat upaya pengiriman makanan dan bantuan lainnya ke desa-desa terpencil. Terlebih banyak penduduk yang menunggu di atap rumah untuk diselamatkan.

"Orang-orang di sana mungkin tidak makan selama berhari-hari," kata Marcos dalam pertemuan darurat yang disiarkan televisi. 

Ilmuwan mengatakan, perubahan iklim membuat topan siklon tropis yang memperoleh energi dengan memanfaatkan panas laut, menjadi lebih kuat, hingga mampu mencapai kecepatan angin yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak hujan.

Dampak dari badai topan tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga hari Jumat, dan terus bergerak ke arah barat laut menuju daratan Cina.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI