Annisa Pohan: Kehadiran Perempuan di Politik Bukan Soal Angka, Tapi Pengaruhi Kebijakan Publik

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 19 Juli 2024 | 16:09 WIB
Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan Yudhoyono. (SinPo.id/Dok. Partai Demokrat)
Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan Yudhoyono. (SinPo.id/Dok. Partai Demokrat)

SinPo.id - Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan Yudhoyono mengatakan mengatakan bahwa politik perempuan menekankan 'politics of presence'. Menurutnya kehadiran perempuan di dalam politik harus mengambil peran dalam memengaruhi kebijakan publik

Demikian disampaikan Annisa dalam Seminar Perempuan dan Politik yang diadakan oleh Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), di Senayan, Jakarta pada Kamis, 18 Juli 2024.

"Kehadiran perempuan dalam politik bukan hanya soal angka, tetapi juga bagaimana peran perempuan bisa menghadirkan perspektif yang lebih unik guna mempengaruhi keputusan dan kebijakan publik,” kata Annisa dalam keterangan yang diterima pada Jumat, 19 Juli 2024.

Bagi Partai Demokrat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip dasar demokrasi, Annisa bilang, keterwakilan perempuan merupakan sebuah keharusan dan keniscayaan. Ini adalah cerminan dari komitmen partai untuk memastikan bahwa setiap suara, termasuk suara perempuan, harus dihargai dan didengar,” ujar Annisa.

Demokrasi yang sejati, lanjut Annisa, memerlukan partisipasi penuh dan inklusif dari seluruh masyarakat, termasuk memastikan bahwa perempuan memiliki tempat yang terhormat dalam politik.

“Dengan memastikan keterwakilan perempuan dalam politik, partai politik dapat membantu mengurangi ketidakadilan struktural dan diskriminasi yang telah lama menghambat kemajuan perempuan,” sambungnya.

Annisa menyampaikan dalam sambutannya, bahwa kaum perempuan harus memahami secara filosofis tentang konsep keterwakilan, number counts, dan politics of presence.

“Dalam konteks berdemokrasi, konsep keterwakilan adalah esensi dari pemerintahan yang sejati. Di mana semua suara, termasuk suara perempuan, harus didengar dan diwakili. Sementara itu, 'number counts' mengacu pada pentingnya jumlah perempuan yang cukup dalam struktur politik, guna memastikan bahwa isu-isu yang relevan terkait dengan hak dan kewajiban kaum perempuan, bisa lebih diperhatikan dan ditangani dengan serius,” papar Annisa.

Annisa juga menegaskan bahwa perempuan perlu terjun ke politik karena mereka membawa perspektif dan pengalaman yang berbeda, yang sangat penting dalam pengambilan keputusan yang inklusif dan representatif.

“Ketika perempuan terlibat dalam politik, mereka dapat memperjuangkan hak-hak mereka, memastikan bahwa isu-isu yang berdampak pada perempuan dan keluarga bisa segera diangkat, dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan setara,” tegas Annisa.

“Namun, kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa perempuan sering kali tertinggal dalam politik. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kuatnya tradisi patrilineal, kuatnya stereotype gender, kurangnya akses perempuan ke sumber daya politik dan ekonomi, serta hambatan struktural dalam sistem politik elektoral suatu negara. Pendidikan dan kesadaran yang rendah tentang pentingnya partisipasi politik perempuan juga menjadi hambatan yang signifikan,” imbuh Annisa.

Tak lupa, Annisa juga mengingatkan kepada peserta seminar yang hadir agar terus membuka kesadaran masyarakat, utamanya kaum perempuan, untuk take a side dan take a seat.

“Artinya, perempuan harus berani mengambil posisi dan mengambil bagian dalam pengambilan keputusan politik. Perempuan tidak hanya harus hadir dalam politik, tetapi juga harus aktif berpartisipasi dan membuat suara mereka didengar. Dengan mengambil sikap dan posisi dalam berpolitik, perempuan dapat memastikan bahwa mereka memiliki peran yang signifikan dalam membentuk kebijakan publik dalam suatu negara,” tutur Annisa.

“Itulah mengapa, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat keterwakilan perempuan yang tinggi di dalam pemerintahan, cenderung memiliki kebijakan yang lebih progresif dan inklusif dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial dan sektor layanan publik lainnya. Di mana keterlibatan perempuan terbukti dapat meningkatkan kualitas kebijakan publik dan mengarah pada pembangunan yang lebih adil dan berkelanjutan,” pesan Annisa

Annisa berharap kepada semua peserta, agar bisa bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik, di mana perempuan dan laki-laki berdiri sejajar, bekerja sama untuk kesejahteraan bangsa.

“Saya mengajak semua kader Perempuan Demokrat untuk terus bersemangat, berjuang, dan berkontribusi dalam pemenangan Pilkada di daerah masing-masing, serta mempersiapkan kader-kader perempuan terbaik untuk pemilihan kepala daerah mendatang,” tutup Annisa.

Annisa hadir menggunakan batik bernuansa biru. Peserta seminar yang hadir berjumlah ratusan, berasal dari anggota PDRI di seluruh Indonesia.

Acara seminar ini turut dihadiri oleh, antara lain, Dewan Kehormatan PDRI dan Ketua Umum PMRI Sri Sumaryanti Budhisantoso, Ketua Umum PDRI Vitri C. Mallarangeng, Ketua BURT DPR RI Agung Budi Santoso, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan, dan Bendahara Fraksi Partai Demokrat Lasmi Indaryani.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI