Filipina dan Vietnam Jadi Negara Tujuan Utama Ekspor Mobil Indonesia

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 15 Juli 2024 | 15:24 WIB
Ilustrasi ekspor mobil dari Indonesia. (SinPo.id/dok. Gaikindo)
Ilustrasi ekspor mobil dari Indonesia. (SinPo.id/dok. Gaikindo)

SinPo.id - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, nilai ekspor mobil dari Indonesia mengalami tren peningkatan. Komoditas dengan kode HS 8702 dan HS 8703 merupakan salah satu komoditas yang menunjukkan pertumbuhan ekspor yang baik dalam 3 tahun terakhir.

Menurut dia, Filipina merupakan negara tujuan utama ekspor mobil dari Indonesia, dengan persentase mencapai 27,64 persen. 

"Filipina merupakan negara tujuan utama yang mencakup 27,64 persen dari total ekspor mobil dari Indonesia atau sekitar 1 dari 4 mobil yang diekspor dari Indoensia ini dikirim ke Filipina," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin, 15 Juli 2024. 

Selain Filipina, Indonesia juga mengekspor mobil ke Vietnam dengan porsi 16,17 persen, Arab Saudi 15,52 persen, Meksiko 10,53 persen, Uni Emirat Arab sebesar 5,46 persen, dan negara-negara lainnya sebesar 24,68 persen

Lebih lanjut, Amalia menjelaskan, pada periode Januari-Juni 2021, ekspor mobil mencapai USD 1,67 miliar. Kemudian periode yang sama tahun 2022 meningkat menjadi USD 2,39 miliar, periode sama tahun 2023 mencapai USD 2,97 miliar, dan Januari-Juni 2024 merosot senilai USD 2,78 miliar.

Amalia menjelaska, ekspor mobil dari Indonesia merupakan salah satu komoditas yang menunjukkan nilai ekspor yang baik dalam 3 tahun terakhir. Namun ada kontraksi pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya. 

"Jika dilihat secara historis, dari 2021-2023 nilai ekspor mobil dari Indonesia terus mengalami peningkatan, meskipun pada Januari-Juni 2024 sedikit lebih rendah peningkatannya dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," tuturnya. 

Secara total, nilai ekspor Indonesia pada Juni 2024 tercatat sebesar USD 20,84 miliar. Jumlah ini turun 6,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya, namun masih meningkat 1,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

"Kenaikan ini tentunya didorong oleh peningkatan ekspor non migas terutama pada barang dari besi dan baja, nikel dan barang daripadanya, serta tembaga dan barang daripadanya," kata Amalia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI