Mantan Sandera Israel: Saya Lihat Banyak Tahanan Dibunuh
SinPo.id - Mantan sandera Israel Moazzaz Khalil Abayat tidak percaya dia dibebaskan dari penjara Negev di Israel selatan. Pria 37 tahun itu ditahan selama sembilan bulan tanpa dakwaan.
Dilansir dari Anadolu, Abayat yang terbaring di ranjang rumah sakit di Beit Jala di Tepi Barat selatan bercerita tentang kondisinya selama ditahan di negeri Zionis. Dia mengaku menyaksikan langsung bagaimana Israel berbuat keji ke para tahanan.
“Penjara Negev seperti Guantanamo. Saya melihat tahanan dibunuh dan diinjak-injak dengan sepatu bot. Setiap malam, kami dipukuli habis-habisan," kata Abayat kepada Anadolu, dikutip Minggu, 14 Juli 2024.
Abayat juga mengaku kerap diinterogasi petugas. Ia dituding sebagai pembunuh oleh para zionis.
“Saya menderita patah tulang di kepala dan tangan, saya dipukul di bagian sensitif dan terluka. Saya dimasukkan ke dalam kantong hitam seolah-olah saya sudah mati," katanya.
Abayat mengatakan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir berpartisipasi dalam penyiksaan di penjara militer Ofer, sebelah barat Ramallah.
"Tahanan meninggal di penjara. Ini adalah seruan bagi semua orang untuk mengambil tindakan guna menyelamatkan mereka," katanya.
Di sisi lain, ayah Abayat, Khalil, terkejut dengan kondisi kesehatan putranya. Usai beberapa bulan tak bertemu, keluarga kaget dengan perubahan drastis Abayat.
“Anak saya adalah seorang binaragawan, bekerja di toko daging, mudah bergaul, dan menjadi tulang punggung keluarga bagi lima orang anak. Kini, ia hampir kehilangan ingatannya, hampir lumpuh, kurus, tidak dapat berjalan, dan tidak mengenali banyak anggota keluarga,” kata Khalil.
Khalil mencatat berat badan Moazzaz turun dari sekitar 110 kilogram menjadi hanya 50 kilogram.
“Moazzaz dipukuli selama masa penahanannya, dari saat ia ditangkap hingga pembebasannya," tutur dia.