AS-Indonesia Sepakat Alihkan Utang Rp 565 Miliar untuk Perlindungan Laut

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 12 Juli 2024 | 14:26 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menerima kedatangan US Treasury Department Assistant Secretary for International Trade and Development, Alexia Latortue. (SinPo.id/dok. Kemenkeu)
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menerima kedatangan US Treasury Department Assistant Secretary for International Trade and Development, Alexia Latortue. (SinPo.id/dok. Kemenkeu)

SinPo.id - Amerika Serikat dan Indonesia sepakat menukar utang sebesar US$35 juta atau setara Rp565,31 miliar (kurs Rp 16.160), dialihkan untuk perlindungan alam (debt-for-nature swap), khususnya konservasi laut. 

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat menerima kedatangan US Treasury Department Assistant Secretary for International Trade and Development, Alexia Latortue, di kantornya. 

"Alexia menyampaikan persetujuan AS untuk melakukan Debt Swap to Marine Conservation Reservation Agreement bagi Indonesia sebesar US$ 35 juta yang baru saja diumumkan. Tujuannya untuk ikut memperkuat dan menjaga kelestarian Laut dan Coral yang dilakukan Indonesia melalui berbagai inisiatif," kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Jumat, 12 Juli 2024. 

Pengalihan utang untuk perlindungan alam ini akan mengalihkan dana yang semula diperuntukkan bagi pembayaran utang, menjadi inisiatif  mendukung konservasi ekosistem terumbu karang. 

Inisiatif ini menekankan komitmen Indonesia dan AS akan pentingnya terumbu karang. Juga bekerja sama mengatasi permasalahan mendesak dalam melindungi terumbu karang. 

Hal lain yang turut dibahas mengenai perkembangan transisi energi di Indonesia, termasuk pendanaan yang mulai mengalir di bidang energi terbarukan. 

Alexia selaku perwakilan pemerintah presiden AS Joe Biden, datang bersama tim Just Energy Transition Partnership (JETP).

"JETP merupakan inisiatif kerja sama di bidang transisi menuju energi rendah karbon yang diumumkan ole Presiden Jokowi pada sat Pertemuan Puncak Kepala Negara G20 di Bali (Presidensi G20 Indonesia)," kata Sri Mulyani.

JETP didukung oleh berbagai negara, terutama AS, Jepang dan Eropa, juga Multilateral Development Bank dan pendanaan swasta, serta filantropis. 

"Kami juga membahas mengenai perkembangan pasar karbon Indonesia," kata Sri Mulyani.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI