Wapres dan Grand Syekh Al-Azhar Sepakat Lawan Islamofobia Internasional

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 10 Juli 2024 | 17:56 WIB
Wapres Ma'ruf Amin dan Grand Sheikh Al-Azhar Ahmad El-Tayeb. (SinPo.id/Setwapres)
Wapres Ma'ruf Amin dan Grand Sheikh Al-Azhar Ahmad El-Tayeb. (SinPo.id/Setwapres)

SinPo.id - Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Al-Thayeb sepakat untuk bersama-sama melawan islamofobia yang masih terjadi di dunia internasional. Hal itu merupakan isi pembicaraan antara Ma'ruf dan Ahmed Al-Thayeb di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2024. 

"Bagaimana memerangi islamofobia yang sampai sekarang gejalanya secara internasional masih terjadi. Itu pertama yang dibicarakan (Ma'ruf dan Ahmed Al-Thayeb)," kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, usia pertemuan. 

Masduki menjelaskan, kedua tokoh menyimpulkan bahwa dalam memerangi islamofobia, tidak bisa hanya dilakukan seperti sekarang ini, yaitu satu lembaga dengan lembaga lain atau melalui forum-forum internasional saja, tetapi harus melibatkan banyak kekuatan kenegaraan.

"Kalau menurut Grand Syeikh Al-Azhar, itu kalau bisa melibatkan, apa namanya kekuatan politik kenegaraan, artinya resmi negara, itu saya kira akan makin bagus dan makin banyak melibatkan berbagai negara. Itu saya kira satu hal yang dibicarakan," ucapnya.

Selain itu, keduanya juga menceritakan pengalaman masing-masing mengenai Islam moderat di Indonesia maupun Mesir. 

"Dipaparkan banyak hal oleh Wapres mengenai pengalaman-pengalaman bagaimana Islam wasathiyah yang berkembang di Indonesia," ungkapnya. 

Menurut Masduki, keduanya tokoh juga menyepakati agar gerakan Islam Wasathiyah (moderat) dari berbagai negara, lebih diintensifkan untuk menghalau ancaman ekstremisme yang mengatasnamakan Islam.

Dimana, Grand Sheikh mengharapkan Indonesia dengan pengalamannya terus menggerakkan ke ranah internasional lebih intensif lagi. Begitu pun dengan Al-Azhar Mesir dan beberapa negara di Timur Tengah 

"Kalau yang Islamofobia itu sifatnya eksternal, sementara kalau Islam ekstrim sifatnya pemahaman internal Muslim itu bisa dihalau dengan gerakan yang lebih intensif dari gerakan pemahaman Islam Wasathiyah atau Islam moderat di tingkat internasional," ucap Masduki.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI