Menlu Retno Dorong Perkuat Dialog dan Diplomasi Lintas Agama Ditengah Konflik Global

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 10 Juli 2024 | 14:21 WIB
Menlu RI Retno Marsudi. (SinPo.id/Tio)
Menlu RI Retno Marsudi. (SinPo.id/Tio)

SinPo.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendorong agar terus dilakukan dialog konstruktif yang melibatkan multi pihak termasuk mereka yang beronflik, pemimpin politik, hingga seluruh elemen masyarakat dunia, khususnya tokoh agama. Hal ini diperlukan di tengah konflik global saat ini 

"Saat ini, upaya perdamaian masih mendesak dan sulit dilakukan karena permasalahan global yang kita hadapi sangat kompleks dan yang paling memprihatinkan adalah klaim konflik yang lebih terbuka, lebih banyak nyawa di seluruh dunia," kata Retno dalam Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB)  di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2024.

Retno menilai, sejumlah konflik yang terjadi sekarang ini tidak secara inheren bersifat keagamaan. Namun unsur-unsur keagamaan sering kali menghadirkan ketegangan yang semakin meningkat. 

"Oleh karena itu, pemahaman terhadap agama yang beragam menjadi krusial, sebuah upaya yang harus selalu kita pelihara," ucapnya.

Lebih lanjut, Retno menyampaikan, Indonesia selalu aktif dalam dialog dan diplomasi antaragama untuk penguatan toleransi. Menurutnya, jika hal ini tak dilakukan, polarisasi sosial dapat meningkat menjadi ketegangan atau bahkan keterbukaan konflik.

Terlebih, di kawasan Asia Tenggara saja, populasinya mencapai hampir 700 juta orang. Untuk itu, penting mewujudkan keberagaman. "Banyak agama dan kepercayaan hidup berdampingan di dalam perbatasannya," katanya.

Retno juga mengungkapkan, Indonesia secara khusus selalu mengedepankan nilai "Bhinneka Tunggal Ika", yang berarti "Berbeda-beda Tapi Tetap Satu Jua".

"Kita harus terus menjunjungi prinsip ini ketika kita menghadapi kompleksitas urusan global," tuturnya.

Selain itu, lanjut Retno, Indonesia juga aktif melibatkan para pemimpin agama di dunia untuk berpartisipasi dalam dialog konstruktif. "Dialog antar agama merupakan bagian penting dari diplomasi Indonesia. Kami memiliki 54 negara mitra dialog antar agama," ucapnya.

Selain tokoh agama, Indonesia juga melibatkan pelajar dalam mengatasi situasi di sejumlah kasus, misalnya di Afghanistan. "Kami melibatkan mereka untuk terlibat dengan rekan mereka dalam dialog untuk membuka jalan bagi akses perempuan Afganistan terhadap pendidikan," ujarnya.

Bagi Retno, perbedaan yang mencolok tidak boleh menghalangi untuk meningkatkan rasa hormat dan kolaborasi demi kemanusiaan.

"Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa Negara Palestina memperjuangkan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, serta penyediaan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dan melanjutkan proses perdamaian untuk solusi dua negara," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI