Akibat Hujan Lebat, Ratusan Keluarga di Tangerang Selatan Terdampak Banjir

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 07 Juli 2024 | 13:17 WIB
Salah satu perumahan di Tangerang Selatan yang terdampak banjir. (SinPo.id/Dok. BNPB)
Salah satu perumahan di Tangerang Selatan yang terdampak banjir. (SinPo.id/Dok. BNPB)

SinPo.id - Banjir dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter, merendam 673 kepala keluarga di Kota Tangerang Selatan, pada Sabtu 6 Juli 2024 malam. Hal itu terjadi akibat adanya hujan lebat dengan durasi yang cukup lama.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB, sedikitnya terdapat tujuh kelurahan yang terendam banjir, di antaranya Kelurahan Pamulang Barat, Kelurahan Rempoa, Kelurahan Keranggan, Kelurahan Jurangmangu Barat, Kelurahan Sawah, Kelurahan Jombang, dan Kelurahan Jelupang. 

"Selain banjir yang merendam, tanah longsor juga dilaporkan terjadi di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, mengakibatkan satu unit rumah terdampak dan dua rumah lainnya berpotensi turut terdampak," Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan persnya pada Minggu 7 Juli 2024.

Merespons dua bencana tersebut, BPBD Kota Tangerang Selatan langsung menurunkan tim guna melakukan evakuasi, kaji cepat, serta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan darurat banjir dan tanah longsor.

"Hingga Minggu pagi, BPBD Kota Tangerang Selatan melaporkan banjir yang merendam sudah berangsur surut. Kendati demikian tim BPBD masih bersiaga guna mengantisipasi apabila banjir kembali terjadi," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaannya akan potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor.

Jika terjadi hujan lebat lebih dari satu jam, warga dihimbau untuk evakuasi secara mandiri ke tempat yang lebih aman. Karena menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia.

Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional - global yang cukup signifikan. Diantaranya, termonitornya aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Sebagian besar Papua.

Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia pada tanggal 5 hingga 11 Juli 2024.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI