Puluhan Orang Tewas dalam Aksi Protes Anti-Pemerintah di Kenya
SinPo.id - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya (KNCHR) melaporkan setidaknya 39 orang tewas, dan 361 orang terluka dalam aksi protes antipemerintah di Kenya, yang betlangsung sejak 18 Juni hingga hari ini.
Jumlah korban yang diumumkan tersebut hampir dua kali lipat dari angka yang sebelumnya diumumkan oleh pemerintah, terkait dengan aksi protes menentang serangkaian kenaikan pajak.
Selain itu, sekitar 627 pengunjuk rasa ditangkap, setelah aksi protes yang awalnya berlangsung damai, berubah menjadi aksi yang penuh kekerasa dan mematikan. Sebagian besar dari mereka yang terlibat merupakan anak muda, atau Gen-Z.
"KNCHR terus mengutuk dengan sekeras mungkin kekerasan dan kekerasan yang tidak beralasan yang dilakukan terhadap pengunjuk rasa, tenaga medis, pengacara, jurnalis, dan di tempat-tempat aman seperti gereja, pusat gawat darurat medis, dan ambulans," kata badan hak asasi manusia tersebut. Dilansir dari Al Jazeera, Selasa 2 Juli 2024.
"Kami berpendapat bahwa kekerasan yang digunakan terhadap para pengunjuk rasa itu berlebihan dan tidak proporsional," lanjutnya.
Diketahui, Pemerintah Kenya yang kekurangan uang sebelumnya mengatakan bahwa kenaikan pajak diperlukan untuk membayar utang publik yang sangat besar sekitar 10 triliun shilling (USD 78 miliar), yang setara dengan sekitar 70 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Dana Moneter Internasional telah mendesak negara itu untuk melaksanakan reformasi fiskal guna mengakses pendanaan penting dari pemberi pinjaman yang berpusat di Washington, DC.
Namun, Presiden William Ruto telah mencabut beberapa kebijakan terkait pajak setelah aksi protes dimulai. Ia juga memperingatkan Departemen Keuangan tentang kekurangan anggaran yang menganga sebesar 200 miliar shilling (USD 1,6 miliar).