Israel Perintahkan Warga Sipil Keluar dari Khan Younis

Laporan: Khaerul Anam
Selasa, 02 Juli 2024 | 08:23 WIB
Warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman Israel (SinPo.id/AP)
Warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman Israel (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Israel pada hari Senin, 1 Juli 2024, mengeluarkan perintah evakuasi pada seluruh warga Palestina di beberapa bagian Khan Younis dan daerah-daerah sekitarnya. Perintah ini mengisyaratkan bahwa Israel berencana menarget kota di bagian selatan Gaza itu dengan ofensif baru, sebagaimana yang dilakukan awal Mei lalu ketika ribuan pengungsi memadati kota itu.

Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan “perintah ini kembali menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza. Diperlukan lebih banyak upaya untuk melindungi warga sipil.” Ditambahkannya, “ini merupakan salah satu cara lain yang harus dilakukan warga Gaza secara terus menerus dalam lingkaran pergerakan yang mematikan.”

Ahmad Najjar, warga Khan Younis yang tinggal di zona evakuasi itu mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP, “rasa ketakutan dan kecemasan yang luar biasa menyelimuti warga kota setelah dikeluarkannya perintah evauasi itu.” Ia melihat telah terjadi “pemindahan warga dalam jumlah besar-besaran.”

Menteri Keamanan Israel Kecam Pembebasan Direktur RS Gaza

Perintah evakuasi tersebut muncul di tengah berita pembebasan Mohammed Abu Selmia, direktur rumah sakit utama Gaza, sebagai bagian dari pembebasan puluhan warga Palestina yang dikembalikan ke Gaza untuk menjalani perawatan medis.

Abu Selmia telah ditahan sejak November lalu. Dia memimpin rumah sakit Shifa di Gaza, yang diserbu pasukan Israel pada bulan yang sama dengan tuduhan bahwa militan Hamas menggunakan tempat itu sebagai pusat komando.

Para pejabat rumah sakit membantah tuduhan tersebut dan menuduh Israel membahayakan pasien serta warga Palestina yang terlantar, yang datang ke rumah sakit itu untuk mencari perlindungan.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, mengkritik pembebasan Abu Selmia, dan mengatakan di platform media sosial X bahwa langkah tersebut merupakan "pengabaian keamanan."

Militer Israel melaporkan telah melakukan serangan pada hari Senin sebagai tanggapan terhadap militan yang menembakkan 20 proyektil dari Khan Younis ke arah daerah-daerah di sepanjang perbatasan.

Militer Israel mengatakan berhasil mencegat beberapa proyektil, sementara yang lainnya jatuh di Israel selatan. Serangan udara Israel juga menarget militan Hizbullah di beberapa desa di Lebanon selatan.

Prospek meluasnya konflik di wilayah itu – seiring dengan kebijakan militer Israel untuk meluncurkan operasi yang lebih luas terhadap Hizbullah – telah menarik peringatan dari Amerika dan pihak-pihak lain tentang perlunya menghindari eskalasi.

Netanyahu Perbarui Tekad untuk “Menang”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (30/6) memperbarui sumpahnya bahwa "tidak ada kata lain selain kemenangan," dan mengatakan kepada kabinetnya bahwa Israel akan terus melanjutkan perang melawan Hamas di Gaza hingga mengalahkan kelompok militant itu dan memulangkan 120 sandera yang masih ditawan Hamas, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Ia mengatakan perang yang telah berlangsung hampir 10 bulan ini akan terus berlanjut "hingga kami mencapai semua tujuan kami," termasuk bahwa Hamas "tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel."

Netanyahu menilai, "Semua orang tahu kebenaran yang sederhana: Hamas adalah satu-satunya penghalang untuk membebaskan para sandera kami," dengan imbalan ratusan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.

Namun tampaknya tidak ada perubahan dalam perundingan gencatan senjata yang telah menemui jalan buntu. Israel tetap menyerukan penghentian pertempuran selama enam minggu dan pertukaran sandera dan tawanan; sementara Hamas menuntut penghentian pertempuran secara permanen dan penarikan pasukan Israel.

Hamas Tegaskan Siap Berunding selama Ada Gencatan Senjata Permanen

Dalam sebuah konferensi pers di Beirut Sabtu lalu, 29 Juni, pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan, "Tidak ada kemajuan nyata pada akhir perundingan agresi, dan apa yang dikutip oleh pemerintah Amerika adalah untuk menekan gerakan (Hamas), untuk menerima proposal (gencatan senjata) Israel tanpa modifikasi."

Osama Hamdan menegaskan, “Sekali lagi Hamas siap merundingkan dengan sikap positif untuk proposal apapun yang memastikan gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel secara menyeluruh dari Jalur Gaza, dan pertukaran tahanan yang serius.”

BERITALAINNYA
BERITATERKINI