Ekonom Tanggapi Penjelasan Tim Ekonomi Prabowo dan Sri Mulyani soal Defisit: Angin Segar

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 25 Juni 2024 | 10:33 WIB
Ekonom dan Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono. (SinPo.id/Dok. Pribadi)
Ekonom dan Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono. (SinPo.id/Dok. Pribadi)

SinPo.id - Ekonom dan Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengapresiasi langkah Tim Ekonomi Prabowo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait rencana fiskal pemerintahan ke depan di mana defisit akan dijaga di bawah 3% dari PDB.

“Kalau menurut saya ini memberikan angin segar terkait komitmen pemerintah ke depannya, terutama terkait defisit,” kata Yudo dalam keterangan yang diterima pada Selasa, 25 Juni 2024.

Yudo menyebut penjelasan terkait komitmen pemerintahan Prabowo-Gibran itu memberikan sentimen positif terhadap pasar. Sebelum penjelasan itu keluar, pasar di Indonesia cenderung menghadapi sentimen negatif.

“Jadi, kita melihat ada sentimen positif di market. Jadi cukup lega. Sebetulnya yang ditunggu market juga adalah clarity dari orang-orang yang akan duduk di posisi strategis ekonomi,” ujarnya.

“Saya rasa kalau ada sinyal kuat orang-orang yang pro-market, saya yakin market akan senang. Cuma saya rasa ini masih didiskusikan secara internal,” lanjut Yudo.

Di sisi lain, ia mengingatkan situasi pasar ke depannya masih akan didominasi oleh efek eksternal. Artinya, masih ada aspek lainnya yang akan mempengaruhi indeks dan nilai tukar.

“Beberapa di antaranya, soal suku bunga The Fed yang masih tinggi dan belum ada kepastian penurunan, masih akan menyebabkan aliran dana asing masih keluar dari pasar domestik. Dan pelemahan rupiah terhadap USD masih berlanjut,” jelasnya.

“Rupiah mungkin masih bergerak ke kisaran 16.300 hingga 16.500 per USD,” kata Yudo.

Menurut Yudo, pemerintah ke depan harus berjaga terhadap isu stabilitas agar daya beli masyarakat tidak melemah. Selain itu, nilai tukar dan inflasi juga masih menjadi tantangan ke depannya.

“Nah di sini sebetulnya tim ekonomi Pak Prabowo bisa angkat bahwa program-programnya bagian dari memperkuat daya beli. Saya rasa message ini yang sebelumnya hilang,” jelas Yudo.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI