Airlangga Sebut Ketahanan Ekonomi Indonesia Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 25 Juni 2024 | 11:18 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (SinPo.id/tangkapan layar)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (SinPo.id/tangkapan layar)

SinPo.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga, selaras dengan perekonomian Indonesia pada Triwulan I-2024 yang mampu tumbuh kuat 5,11 persen (yoy). Hal itu berdasarkan penilaian dari beberapa lembaga pemeringkat internasional.

Padahal, proyeksi perekonomian global saat ini masih di bawah tren jangka panjang dan memiliki downside risks antara lain berupa tensi geopolitik, fragmentasi geoekonomi, pelemahan ekonomi tiongkok, penguatan mata uang Amerika Serikat, suku bunga tinggi di negara maju, dan juga pengetatan fiskal di negara maju. 

Selain itu, PMI Manufaktur Indonesia telah berada di level ekspansif selama 33 bulan berturut-turut. Diikuti dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tetap tinggi dan Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tetap tumbuh yang menunjukkan aktivitas industri dan konsumsi Indonesia masih terjaga baik.

“Harga beberapa komoditas pun mengalami kenaikan seperti CPO 7,26 persen, nikel 4,94 persen, dan tembaga 15,18 persen. Tentu ke depan dengan nilai Dolar AS yang menguat ini ada kesempatan untuk meningkatkan daya saing barang ekspor, karena ekspor yang berbahan baku rupiah itu mempunyai daya saing lebih tinggi," kata Airlangga, dikutip Selasa 25 Juni 2024.

Kemudian, daya saing Indonesia berdasarkan laporan IMD World  Competitiveness tahun 2024 berada pada peringkat 27 dari 67 negara yang dinilai dan mengalami kenaikan signifikan dari peringkat 34 pada tahun 2023.

“Demikian pula di sektor market, semisal labor market kita nomor 2 dari 67 negara, dianggap salah satu yang terbaik. Tentu hal itu akibat adanya bonus demografi, dan juga dengan Undang-Undang Cipta Kerja itu mempermudah rekrutmen, serta menyelesaikan perselisihan perburuhan, dan juga dianggap produktivitas kita lebih tinggi,” jelasnya.

Sementara untuk menjaga nilai tukar Rupiah supaya tidak semakin terdepresiasi, akan diterbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) yang nantinya akan disinkronkan dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dari Kementerian Keuangan.

Dengan demikian, kata Airlangga, dari segi fundamental ekonomi, Indonesia dibandingkan negara lain masih relatif baik dalam bentuk kebijakan suku bunga Bank Sentral kita masih di 6,25 persen, inflasi 2,84 persen, defisit neraca transaksi berjalan yakni 0,64 persen dari PDB, yang mana ini jauh lebih bagus daripada beberapa negara termasuk Malaysia dan Brasil.

"Demikian pula fiscal balance dan foreign exchange reserve juga lebih baik. Tentu ke depan, Bapak Presiden juga meminta agar apa yang sudah dilakukan untuk tetap dilanjutkan, dengan komunikasi yang baik bersama tim dari Presiden terpilih,” tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI