EVALUASI SISTEM DEMOKRASI

Bamsoet Sebut Evaluasi Sistem Demokrasi Cegah Lahirnya Pemimpin Tak Baik

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 19 Juni 2024 | 18:37 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (SinPo.id/Humas MPR RI)
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (SinPo.id/Humas MPR RI)

SinPo.id - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut evaluasi sistem demokrasi diperlukan untuk mencegah lahirnya pemimpin-pemimpin dari suap-menyuap. Pemimpin yang muncul dari praktik culas itu dinilai tidak baik untuk keberlangsungan bangsa.

Menurutnya, sistem demokrasi langsung yang saat ini berlaku memungkinkan terjadinya demokrasi transaksional. Bahkan transaksional itu menjadi salah satu faktor terpilihnya seorang pemimpin berdasarkan modal biaya dibandingkan faktor lainnya.

"Harapan saya agar pemimpin kita tidak lahir dari sistem suap-menyuap, ternyata hari ini memungkinkan," kata Bamsoet saat berpidato pada kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024.

Bamsoet mengemukakan kondisi sistem demokrasi tersebut memungkinkan mengubah seorang calon pemimpin jujur menjadi tidak baik karena modal untuk mendapatkan posisi pimpinan tersebut tidaklah sedikit.

Kemudian, setelah dilantik, pemimpin tersebut bukan memikirkan rakyatnya tetapi justru memikirkan cara untuk mengembalikan utang modal politik kepada sponsor-sponsornya. Cara yang dilakukan adalah membuat suatu kebijakan yang tidak populis yang hanya menguntungkan kelompok tertentu.

"Dan langsung berpikir juga bagaimana caranya terpilih lagi lima tahun ke depan," katanya.

Dengan fenomena yang terjadi saat ini, menurut Bamsoet, sistem demokrasi yang dianut sudah jauh dari jati diri bangsa dan tidak sesuai dengan bunyi sila keempat pada Pancasila. Dia pun menilai bahwa sistem demokrasi saat ini adalah demokrasi liberal.

Selain itu, Bamsoet mengingatkan, ajang politik yang digelar setiap lima tahun sekali di Indonesia itu merupakan ancaman bagi keberlangsungan bangsa. Karena perpecahan berpotensi terjadi pada saat tahun pemilu, seperti yang terjadi pada 2019.

Menurut dia, Indonesia terdiri dari masyarakat multietnis dan agama yang bisa menjadi faktor terjadinya pertikaian. Lebih jauh lagi, potensi pertikaian yang berujung pada ancaman perang saudara justru bisa dimanfaatkan oleh kekuatan asing.

Maka dari itu, Bamsoet menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila yang diwarisi para pendiri bangsa sangat penting untuk dipedomani demi keberlangsungan Indonesia. Apalagi, Indonesia yang memiliki kekayaan alam menjadi target bagi bangsa-bangsa yang ingin menjajah.

"Dan potensi itu muncul setiap lima tahun sekali. Pilpres, pileg, Alhamdulillah kemarin lancar, tetapi masih ada pilkada besok," katanya.sinpo

Komentar: