Netanyahu Kecam Pengumuman Jeda Taktis di Gaza untuk Penyaluran Bantuan

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 17 Juni 2024 | 09:32 WIB
Keterangan foto: Perdana Meteri Israel Benjamin Netanyahu. (SinPo.id/AFP)
Keterangan foto: Perdana Meteri Israel Benjamin Netanyahu. (SinPo.id/AFP)

SinPo.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, beserta Menteri Keamanan Israel Ben Gvir, mengaku tidak senang dan mengecam adanya pengumuman jeda taktis aktivitas militer di Gaza. Hal itu menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang memerintahkannya.

Netanyahu kemudian menghubungi sekretaris militernya dan mengatakan gagasan itu tidak dapat diterima sampai dia yakin pertempuran di Rafah akan terus berlanjut. Sementara Gvir mengutuk keputusan tersebut.

"Siapa pun yang memutuskan 'jeda taktis' untuk tujuan transisi kemanusiaan, terutama pada saat prajurit terbaik kita gugur dalam pertempuran, adalah orang jahat dan bodoh yang tidak boleh terus berada di posisinya," kata Ben Gvir, dilansir dari CNN, Senin 17 Juni 2024.

Sebelumnya, militer Israel telah mengumumkan jeda taktis aktivitas militer di Gaza selatan untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan. Namun pihaknya menekankan pertempuran di sekitar Rafah tidak akan mereda.

Jeda tersebut dimulai pada hari Sabtu dan akan berlangsung setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga pukul 7 malam waktu setempat untuk memungkinkan truk bergerak dari Persimpangan Kerem Shalom, titik masuk utama masuknya bantuan ke Gaza selatan.

"IDF telah menetapkan rute dari Kerem Shalom ke Al Bayuk dan ke Rumah Sakit Eropa di Khan Younis untuk dibuka pada siang hari hanya untuk pengangkutan bantuan kemanusiaan," kata militer Israel, dilansir dari CNN, Senin 17 Juni 2024.

Namun, setelah mengumumkan langkah tersebut, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pertempuran di Rafah akan terus berlanjut. Bahkan bentrokan hebat baru saja terjadi pada hari Minggu kemarin.

Menanggapi pengumuman tersebut, Direktur UNRWA di Gaza, Scott Anderson, mengatakan pihaknya menyambut baik jeda taktis dan berharap jeda panjang tersebut akan memungkinkan mereka untuk bergerak bebas dalam memberikan bantuan.

Sedangkan juru bicara Dana Anak-Anak PBB memperingatkan bahwa jeda tersebut tidak dapat menggantikan gencatan senjata, karena mereka tidak tahu sampai kapan jeda itu akan diberlakukan.sinpo

Komentar: