PBB Sebut Jumlah Kekerasan Pada Anak di Dunia Meningkat di 2023

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 14 Juni 2024 | 11:28 WIB
Ilustrasi. (SinPo.id/Getty Images)
Ilustrasi. (SinPo.id/Getty Images)

SinPo.id - 

PBB melaporkan jumlah kekerasan terhadap anak di dunia, khususnya mereka yang terjebak dalam konflik, terus meningkat hingga mencapai tingkat ekstrem pada tahun 2023, dengan jumlah pembunuhan dan cedera yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk di wilayah Palestina.

"Anak-anak terbunuh dan cacat dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam krisis yang menghancurkan, terutama di Jalur Gaza," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam laporannya, dilansir dari Al Jazeera, Jumat 14 Mei 2024.

Dalam laporan tahunan mengenai anak-anak dan konflik bersenjata, tercatat adanya peningkatan yang mengejutkan, yakni sebesar 21 persen pada kategori pelanggaran berat terhadap anak-anak di bawah usia 18 tahun dalam serangkaian konflik, seperti di Republik Demokratik Kongo, Burkina Faso, Somalia, dan Suriah. 

Selain itu, PBB juga memverifikasi 30.705 pelanggaran terhadap anak-anak pada tahun 2023, terhadap lebih dari 15.800 anak laki-laki dan 6.250 anak perempuan. Beberapa di antaranya bahkan menjadi sasaran dari sejumlah pelanggaran.

Terkait hal itu, untuk pertama kalinya laporan PBB memasukkan pasukan Israel ke dalam daftar hitam negara-negara yang melanggar hak-hak anak atas pembunuhan dan mutilasi anak-anak, serta serangan terhadap sekolah dan rumah sakit. Menurut PBB, pasukan Israel adalah pelaku utama karena telah dengan sengaja menargetkan anak-anak.

"Di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 2023, laporan itu mengatakan, 5.698 pelanggaran berat terhadap anak-anak dikaitkan dengan pasukan Israel," ungkapnya.

Di Jalur Gaza saja, PBB memverifikasi pembunuhan 2.141 anak Palestina, dan sekitar 9.100 anak dilaporkan tewas di wilayah itu. Secara keseluruhan di wilayah Palestina, sekitar 19.887 anak Palestina dilaporkan tewas atau cacat dan laporan tersebut masih menunggu verifikasi.

"Saya terkejut oleh peningkatan intensitas pelanggaran berat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap anak-anak di Jalur Gaza, Israel dan Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, meskipun saya berulang kali menyerukan kepada para pihak untuk menerapkan langkah-langkah guna mencegah pelanggaran berat," tandasnya.sinpo

Komentar: