Dianggap Tak Serius Hadiri RDP, Legislator PAN Semprot KPU-Bawaslu

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 10 Juni 2024 | 15:09 WIB
Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus (SinPo.id/Parlementaria)
Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus (SinPo.id/Parlementaria)

SinPo.id - Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus naik pitam karena anggota KPU-Bawaslu tak lengkap menghadiri rapat dengar pendapat hari ini. Jajaran KPU-Bawaslu dinilai tak serius menghadapi rapat dengan Komisi II DPR.

"Ini adalah tahun kelima bagi kami terutama saya bermitra dengan KPU dan Bawaslu. Baru pada hari ini lah saya lihat baik KPU ataupun Bawaslu menampakkan ketidakseriusannya dalam menghadapi RDP ini," kata Guspardi dalam rapat kerja bersama KPU dan Bawaslu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 10 Juni 2024.

Salah satu yang disinggung Guspardi dalam rapat adalah kehadiran 3 dari 7 komisioner KPU. Dia mengingatkan tanggung jawab KPU belum selesai setelah Pemilu 2024 rampung.

"Oleh karena itu, saya lihat, dari 7 komisioner KPU, yang hadir cuma 3 orang. Jangan kita beranggapan bahwa setelah selesai pemilu pertanggungjawaban keuangan tetap merupakan sesuatu yang amat-amat penting," ujarnya.

Guspardi kemudian menyemprot Bawaslu lantaran rapat hanya dihadiri Ketua Bawaslu Rahmat Bagja. Dia meminta antarinstansi harus saling menghargai.

"Hanya satu-satunya ketua yang hadir. Ini memiriskan ini. Janganlah, kita ini harus saling menghargai. Kita ini rapat harus saling terbuka, kami coba lihat, jarang-jarang yang hadir seperti ini tapi karena memang dirasakan pentingnya kegiatan ini saya lihat kita tidak melakukan skors terhadap rapat karena sudah memenuhi kuorum. Ini Pak Bagja tolong bagaimana ini anggotanya," kata Guspardi.

Guspardi kemudian mengomentari laporan anggaran yang disampaikan KPU dan Bawaslu. Menurutnya, laporan itu sulit dibaca dan dipahami.

"Apalagi kertas kerja yang semacam ini. Anggarannya sangat luar biasa sekelas triliun, laporan yang disampaikan ini sulit saya untuk membacanya. Masa begini ini laporannya. Dan itu pun kami minta, coba lihat, bagaimana ini. Kemudian fotokopi SK atau apa ini saya nggak ngerti, nggak bisa saya baca ini. Padahal kertasnya bagus, kecil, kenapa tidak seperti yang biasa saja, barangkali lebih murah," tegasnya.sinpo

Komentar: