IDULADHA 2024

Jelang Iduladha, Polri Monitoring Distribusi Beras di Sumsel

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Kamis, 30 Mei 2024 | 21:57 WIB
Satgas Pangan Polri saat monitoring distribusi beras di Sumsel (SinPo.id/ Humas Polri)
Satgas Pangan Polri saat monitoring distribusi beras di Sumsel (SinPo.id/ Humas Polri)

SinPo.id - Tim Satgas Pangan Polri bersama Kementerian Pertanian melakukan monitoring stok beras di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) jelang Hari Raya Iduladha 2024. Hasilnya, stok beras di Sumsel dipastikan aman dan tercukupi.

“Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian TPH Provinsi Sumatera Selatan dan pengecekan PT Wilmar Padi Indonesia, saat ini dalam keadaan aman sampai dengan Lebaran Idul Adha,” kata anggota Satgas Pangan Polri Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Kombes M Barly Ramadhany, dalam keterangannya, Kamis, 30 Mei 2024.


Menurut Barly, monitoring dilakukan karena Sumsel merupakan salah satu daerah dengan produksi beras terbesar di Indonesia, dan menjadi faktor utama inflasi di wilayah DKI Jakarta. Saat musim panen, harga beras di Sumsel mencapai Rp10.000/kg, sedangkan pada musim paceklik harga beras mencapai Rp13.000/kg.

"Sementara itu, harga beras di wilayah DKI Jakarta yang tidak memiliki produksi beras sendiri, namun mendapat kiriman dari beberapa daerah, harganya relatif stabil di Rp12.500/kg," kata dia.

Lebih lanjut, Barly menjelaskan PT Wilmar Padi Indonesia memproduksi beras sebanyak 50-90 ton per hari. Saat ini, stok beras di PT Wilmar Padi Indonesia mencapai 600 ton dan stok gabah sebanyak 3.000 ton.

"Harga beli gabah di petani Rp6.200/kg, dan area distribusi beras meliputi seluruh wilayah Sumatera Selatan," katanya.

Dengan stok beras yang cukup dan distribusi yang lancar, Barly memastikan, kebutuhan beras masyarakat di Sumsel akan terpenuhi hingga Iduladha 2024.

"Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di seluruh wilayah Indonesia. Monitoring dan pengawasan terhadap pendistribusian beras terus dilakukan untuk mencegah terjadinya penimbunan dan gejolak harga," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI