IBADAH HAJI 2024

Kemenag Sebut Layanan Garuda untuk Jemaah Haji 2024 Buruk

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 22 Mei 2024 | 18:44 WIB
Kedatangan jemaah haji di Bandara Madinah (SinPo.id/Kemenag)
Kedatangan jemaah haji di Bandara Madinah (SinPo.id/Kemenag)

SinPo.id - Juru Bicara Kementerian Agama (Kemenag), Anna Hasbie, mengkritik maskapai Garuda Indonesia, yang kesekian kalinya membuat layanan penerbangan jemaah haji 2024 mengalami masalah. Karenanya, Kemenag tak segan menyebut layanan Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. 

"Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jemaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk," kata Anna dalam keterangannya, Rabu, 22 Mei 2024. 

Anna menyayangkan, belum adanya perbaikan signifikan dari manajemen Garuda Indonesia. Padahal, Kemenag sudah melayangkan surat teguran tertulis pada 16 Mei 2024. 

"Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan. Kami melihat manajemen Garuda gagal dalam memberikan layanan terbaik untuk jemaah haji," sesal Anna.

Menurut Anna, masalah layanan penerbangan untuk jemaah haji 2024, sudah terjadi sejak awal. Diantaranya, kerusakan mesin pesawat terjadi di Embarkasi Makassar.

Dimana, sayap kanan pesawat  mengeluarkan api saat take off penerbangan jemaah kelompok terbang kloter lima Embarkasi Makassar (UPG-5). Kondisi ini akhirnya berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya.

Berikutnya keterlambatan penerbangan yang tercatat persentasenya sangat tinggi mencapai 47,5 persen.bOntime performance (OTP) Garuda Indonesia sangat buruk. 

"Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan," tegas Anna.

Kemudian, pecah kloter terjadi lebih sering dari yang diperkirakan. Perencanaan Garuda Indonesia ternyata meleset karena pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi sekali, namun terjadi beberapa kali.

Salah satu kloter yang terpecah adalah UPG-06. Dimana, pihak Garuda Indonesia tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama.

"Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama," kata Anna.

Menurut Anna, potensi ini masih bisa bertambah jika tidak dimitigasi dengan baik. Karena masa penerbangan jemaah ke Tanah Suci masih akan berlangsung hingga 10 Juni mendatang.

Selanjutnya, masalah tas kabin dan kursi roda jemaah tidak terbawa. Peristiwa ini dialami oleh penerbangan jemaah kloter 28 Embarkasi Solo (SOC 28). Sebanyak 11 kursi roda dan 120 koper kabin tidak terangkut. 

Hal ini membuat jemaah dan petugas harus mencari-cari barang tersebut setelah mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

 

Mirisnya, tidak ada informasi dari Garuda. Padahal petugas haji pontang panting terus mencarinya. Belakangan ditahui bahwa 11 kursi roda dan 120 koper kabin itu tidak terbawa dan baru diterbangkan bersama pesawat yang memberangkatkan kloter 33 Embarkasi Solo atau SOC 33. 

 

"Ini jelas merugikan jemaah SOC 28. Garuda harus meminta maaf dan memberikan kompensasi langsung kepada jemaaah. Garuda harus segera melakukan perbaikan ke depan," tutupnya.

 

Laporan: Tio Pirnando

 

Kedatangan jemaah haji di Bandara Madinah (SinPo.id/Kemenag)

 

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI