WAR TAKJIL

Sosiolog: War Takjil Bukti Kerukunan Umat Beragama Terikat Baik

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 27 Maret 2024 | 17:58 WIB
Kegiatan berburu takjil di kawasan Kebon Jeruk (SinPo.id/ Ashar)
Kegiatan berburu takjil di kawasan Kebon Jeruk (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Airlangga (Unair) Prof Bagong Suyanto menilai,  fenomena perburuan takjil lintas agama atau war takjil akhir-akhir ini, merupakan bukti tali persaudaraan, kerukunan antar umat beragama, persatuan masyarakat Indonesia, masih terikat dengan baik. 

"Saya melihat fenomena ini sebagai bentuk tindakan yang rukun antar umat beragama," kata Bagong, dalam keterangannya, dikutip Rabu, 27 Maret 2024. 

Bagong juga menyoroti uniknya para pemburu takjil yang tidak hanya datang dari umat muslim, tapi juga non-Islam (Nonis). 

Menurut dia, jika masyarakat muslim yang beli takjil kebanyakan untuk konsumsi pribadi berbuka puasa. Namun, kalau masyarakat non-muslim beli takjil, selain untuk konsumsi pribadi, ada juga yang dibagikan kepada umat muslim yang menjalankan puasa. 

Oleh karena itu, Bagong menganggap, tren seperti ini sangat baik. Fenomena ini mengandung pesan moral untuk saling menghormati, meski memeluk agama yang berbeda.

"Saya rasa ini tren yang baik, supaya memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa meski berbeda agama tetap harus saling menghormati satu sama lain," tuturnya. 

Lebih lanjut, Prof Bagong berharap, tren positif seperti ini bisa terus berlanjut. Apalagi, kondisi masyarakat Indonesia yang beragam, sehingga sikap yang toleran perlu terbangun dengan baik.

"Di masyarakat multipluralis seperti Indonesia harus dibangun sikap yang toleran," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI