UNHCR dan IOM Memobilisasi Bantuan Usai Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik

Laporan: Sinpo
Jumat, 22 Maret 2024 | 18:21 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id -  Badan pengungsi PBB UNHCR bersama IOM telah memobilisasi bantuan usai kejadian kapal pengungsi Rohingya terbalik di Kawasan laut Aceh Kamis, 21 maret 2024 kemarin. Badan Migrasi PBB itu terkejut dan sangat prihatin atas situasi di lepas pantai Meulaboh, Aceh Barat.

“Tim UNHCR dan IOM telah dikerahkan ke Aceh Barat dan siap membantu pemerintah setempat dengan memberikan bantuan kepada para korban insiden tragis ini setelah mereka turun dari kapal,” ujar  perwakilan UNHCR Kantor Regional untuk Asia and the Pasifik, Babar Baloch, dalam pernyataan resmi, Jum’at 22 Maret 2024.

Catatan UNHCR  dan IOM menyebutkan terdapat sekitar 75 orang berhasil dibawa ke daratan dengan selamat melalui operasi penyelamatan yang berlangsung pada hari Kamis, 21 Maret 2024. Namun kedua lembaga itu mengatakan sangat prihatin dengan besarnya potensi korban jiwa lainya. “Karena pengungsi yang diselamatkan mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang,” ujar Babar Baloch, menambahkan.

Menurut laporan awal, pada tanggal 20 Maret, pemerintah setempat di Aceh Barat melaporkan kedatangan enam pengungsi yang diselamatkan oleh nelayan dari kapal yang terbalik. Insiden tersebut dilaporkan terjadi pada dini hari di hari yang sama, sekitar 12 mil dari lepas pantai.

Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) Banda Aceh memulai misi penyelamatan, dan perahu terbalik itu ditemukan pada Kamis pagi 21 Maret.

Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya kedatangan kapal pengungsi Rohingya di Indonesia. Pada tahun 2023 saja, lebih dari 2.300 pengungsi Rohingya tiba, dengan peningkatan signifikan mulai bulan November dan seterusnya. Jumlah ini melampaui jumlah kedatangan dalam empat tahun sebelumnya secara keseluruhan.

UNHCR dan IOM memperkuat upaya dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan perlindungan darurat kepada pengungsi yang tiba di Indonesia. Kedua badan ini bekerja sama dengan lembaga pemerintah, mitra LSM, dan masyarakat lokal untuk memberikan lingkungan yang aman bagi pengungsi dan memfasilitasi akses terhadap layanan-layanan penting.

“Kegiatannya mencakup penyediaan layanan kesehatan (termasuk dukungan kesehatan mental), perbaikan tempat penampungan sementara, memastikan akses terhadap air bersih, makanan, sanitasi, dan pengelolaan limbah,” ujar Babar Baloch menjelaskan.

Perwakilan Kantor Regional untuk Asia and the Pasifik, Itayi Viriri mengatakan lembaganya menyampaikan apresiasi kepada pihak berwenang di Indonesia dan masyarakat lokal atas upaya penyelamatan jiwa para pengungsi dari perahu yang terbalik di Aceh Barat.

Respons proaktif pihak berwenang menunjukkan sisi kemanusiaan yang kuat, komitmen terhadap Peraturan Presiden Indonesia tentang Penanganan Pengungsi. “Dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan pada saat krisis sebagaimana tercantum dalam Hukum Laut,” ujar Itay.

Menurut dia, di tengah banyaknya tantangan yang sedang berlangsung di kawasan ini, IOM mengingatkan perlunya pencarian segera sebagai upaya penyelamatan dan pendaratan yang aman bagi mereka yang membutuhkan.

UNHCR dan IOM menyerukan kepada negara-negara untuk mengadvokasi upaya bersama dalam memastikan pendaratan yang aman dan penyelamatan di laut bagi semua orang yang berada dalam kesulitan di seluruh wilayah.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI