Anis Matta Yakin Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran Kalau Tim Bekerja Lebih Keras

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 21 November 2023 | 20:17 WIB
Ketum Partai Gelora Anis Matta bersama Cawapres Gibran Rakabuming (SinPo.id/ Dok. Anis Matta)
Ketum Partai Gelora Anis Matta bersama Cawapres Gibran Rakabuming (SinPo.id/ Dok. Anis Matta)

SinPo.id - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengaku optimistis pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bakal memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran. Ini bisa terealisasi jika tim pemenangan bisa bekerja lebih keras.

"Saya percaya bahwa semua kandidat pasangan capres-cawapres sekarang memasang target menang satu putaran atau paling tidak masuk ke putaran kedua," kata Anis Matta dalam keterangannya, Jakarta, Selasa, 21 November 2023.

Anis Matta mengamini target yang besar memotivasi semangat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Ginran untuk memenangkan pertarungan di Pilpres 2024.

"Sementara kalau kita bekerja bukan dengan target besar, biasanya adrenalin kita tidak keluar. Kita biasanya, biasa -biasa saja, dan semangat kita juga tidak kuat dalam memenangkan pertarungan," katanya.

Menurutnya, target menang satu putaran ini menjadi obsesi semua kandidat, bukan hanya pasangan Prabowo-Gibran tapi juga peserta pilpres lainnya, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

"Jadi obsesi itu sebagai bentuk motivasi diri kita sendiri untuk bekerja lebih keras lagi dalam menjemput takdir ini, karena nama Presiden dan Wakil Presiden Indonesia itu sudah ada catatannya di Lauhul Mahfudz," ujarnya.

Anis Matta mengatakan semua pihak saat ini menginginkan pelaksanaan Pilpres 2024 dilakukan dalam satu putaran. Sebab, ingin ada penghematan anggaran negara.

"Cost penghematannya bisa sampai Rp17 triliun. Jadi itu, bukan angka yang kecil dari sisi anggaran, bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan, misalnya untuk BLT," katanya.

Selain itu, dia berkelakar pekerjaan KPU akan akan lebih cepat selesai jika pilpres hanya berlangsung satu putaran. "Saya kira tiga kandidat juga punya harapan seperti itu, karena kalau berlanjut dua putaran secara finansial pasti berdarah-darah," katanya.

Selain mahal dari sisi biaya, pilpres dua putaran juga sangat melelahkan secara mental. Belum lagi nanti ada tudingan Pilpres 2024 tidak demokratis. 

"Pilpres dua putaran ini akan membawa persoalan bagi keuangan negara, keuangan kandidat dan keuangan donator," ujarnya.

Di sisi lain, dia bercerita pengalaman pada Pilpres 2009 di mana ketika itu ada tiga pasangan kandidat capres-cawapres tapi tetap bisa dilakukan dalam satu putaran. 

"Dan waktu itu yang memenangkan adalah pasangan Pak SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla)," katanya.

Anis Matta mengatajan memang bukan pekerjaan mudah untuk memenangkan pilpres dalam satu putaran. Apalagi, kandidat harus memenangkan suara 50 persen plus satu.

"Ada pengalaman juga dengan dua kandidat seperti pada Pilpres 2014 dan 2019, berakhirnya di Mahkamah Konstitusi (MK), sehingga secara tempo waktu panjang juga jadinya," ujarnya. 

Namun, kata Anis Matta, obsesi untuk memenangi pilpres satu putaran ini tidak boleh ditafsirkan sebagai bentuk keangkuhan,  kesombongan atau jumawa. Melainkan hanya sekadar memotivasi diri sendiri untuk memenangkan pertarungan meski hal itu belum tentu terjadi. 

"Kalau kita melihat secara umum hasil survei-survei sebagai instrumen ilmiah untuk membaca fakta-fakta atau realita di lapangan, maka kita harus pintar-pintar membacanya," katanya.

Dalam kesempatan ini, Anis Matta mengatakan opini yang terbentuk di antara para kandidat sudah pasti dipersepsikan berbeda-beda. Sebab, hampir semua lembaga survei menampilkan hasil yang tidak sama sehingga situasinya masih dinamis.

"Tetapi jika pasangan Prabowo-Gibran ingin menang satu putaran, maka suaranya harus 50 persen plus 1 atau 51 persen. Sehingga, angka konservatifnya masih perlu dua digit lagi. Misalnya survei yang 40  persen berarti masih perlu 11 persen. Kalau 36 persen perlu 15-16 persen dan yang 43 persen berarti perlu 8 persen lagi," katanya.

Artinya, potensi untuk memenangi pilpres satu putaran itu terbuka lebar jika bekerja lebih keras. Dia mengingatkan agar waktu 82 hari sebelum pencoblosan harus dimanfaatkan secara maksimal oleh TKN Prabowo-Gibran untuk menambah elektablitas elektoral dua digit tersebut.

"Kelebihan psangan Prabowo-Gibran itu, dia komplementer secara elektoral, saling melengkapi secara elektoral. Di mana Pak Prabowo punya basis besar di Jawa Barat dan basis-basis lainnya yang relatif stabil selama di dua pilpres," katanya.

Basis dukungan ini juga ditambah dengan elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menurun ke Gibran, terutama di Jawa Tengah. Sementara wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain relatif dikuasai Prabowo.

"Karena itu, di hampir semua survei meski angkanya berbeda-beda menempatkan Pak Prabowo di nomor satu, sehingga ada peluang besar Prabowo-Gibran memenangi pertarungan satu putaran tersebut," katanya. 

Anis Matta mengatakan basis terberat Prabowo-Gibran sekarang ada di Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta mengingat ada pasangan Anies-Muhaimin. Sementara itu, di Jawa Tengah yang menjadi basis Ganjar-Mahfud.

"Tetapi Insyaallah, Prabowo-Gibran akan memenangi, karena ada faktor-faktor dukungan kepada pasangan ini sekarang meningkat. Di Jawa Tengah ada Pak Jokowi, kalau di Banjabar ada tokoh Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar, serta suara Partai Gelora," katanya.

Dia menambahkan selain dua medan tempur teritorial itu, Prabowo-Gibran akan bertarung di kelompok umur, pemilih pemula atau Gen Z dan milenial. Anis Matta menilai pasangan ini sangat diuntungkan sebagai pasangan tertua (Prabowo) dan termuda (Gibran).

"Selanjutnya adalah faktor mood. Dari beberapa acara,  mulai dari pendaftaran, pengambilan nomor urut sampai acara yang saya hadiri di Medan kemarin, saya merasakan ada histeria, antusiasme luar biasa dari masyarakat kepada pasangan pasangan Prabowo-Gibran," katanya.

Anis Matta menilai faktor-faktor tersebut belum terbaca dalam survei-survei terbaru, yang akan dirilis dalam waktu 2-3 pekan lagi. Jika hal itu masuk maka elektablitas pasangan Prabowo-Gibran akan berubah drastis.

"Dan yang penting dari Pilpres sekarang itu, dari Pilpres yang menegangkan akan menjadi Pilpres menggembirakan. Kehadiran Pak Prabowo yang gemuk, gemoy itu membuat orang terhibur, sehingga membuat mood orang jadi berubah, dan memberikan dukungan ke pasangan Prabowo-Gibran," tegasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI