Jakarta Waspada Cacar Monyet
Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.
SinPo.id - Memasuki akhir Oktober 2023 sudah ada 13 kasus positif cacar monyet atau monkeypox (mpox) di wilayah DKI Jakarta. Kasus positif cacar monyet yang ditemukan sejak pertengahan bulan itu di antaranya ditularkan dari kontak erat seksual pasien positif.
"Update monkeypox DKI Jakarta per 25 Oktober 2023 jam 09.00 WIB. Total kasus positif 13 orang," ujar Kasi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama.
Ngabila mengatakan, sebanyak 11 orang yang menjadi suspek cacar monyet telah menjalani pemeriksaan di laboratorium PCR. "Suspek atau terduga bergejala 11 orang," ujar Ngabila menambahkan.
Dinkes DKI Jakarta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait penemuan kasus, pencatatan, dan pelaporan Monkeypox di Jakarta. Langkah yang dilakukan juga investigasi 1x24 jam termasuk pelacakan kontak erat untuk menekan penyebaran kasus.
Selain itu Dinkes DKI Jakarta juga menyediakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rumah Sakit (RS) Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso menjadi rujukan bagi pasien terkonfirmasi cacar monyet untuk perawatan lebih lanjut.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan penyebaran cacar monyet. Hal itu juga ditujukan untuk memudahkan pasien dengan kondisi rumah tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri.
“Apabila pasien Monkeypox dinyatakan sembuh oleh dokter, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan follow up PCR atau pemantauan khusus. Selanjutnya pasien dapat beraktivitas seperti semula,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati.
Ani mengatakan telah berkoordinasi dengan instansi lain yang perlu mewaspadai penularan cacar monyet, termasuk yang membidangi urusan kesehatan hewan dan satwa liar di DKI Jakarta.
Koordinasi tersebut mencakup hal-hal seperti penilaian risiko dan penyebarluasan informasi tentang cacar monyet kepada masyarakat melalui berbagai media informasi.
"Pemberian vaksinasi monkeypox saat ini juga masih dilakukan kepada kelompok rentan penularan,” kata Ani menjelaskan.
Prilaku Seks, Cacar Monyet Bisa Menimbulkan Kematian
Kasus cacar monyet telah muncul pada pada Agustus 2022 tahun lalu, namun kembali menjangkit pada tahun ini pada 13 Oktober 2023 dengan jumlahnya warga tertular terus bertambah. Sedangkan cacar monyet di Los Angeles, Amerika Serikat, menimbulkan kematian. Hal itu dikonfirmasi otoritas setempat yang menyebut kematian pertama di daerah tersebut akibat cacar monyet dengan gangguan kekebalan yang sangat parah.
"Warga itu mengalami gangguan kekebalan yang parah dan telah dirawat di rumah sakit," kata Departemen Kesehatan Masyarakat Los Angeles (LA), dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.
Kematian akibat cacar monyet di LA merupakan kasus kedua setelah kejadian pertama sebelumnya terjadi di Texas, dengan gangguan kekebalan yang parah. Meski kasus di Texas masih dalam penyelidikan peran apa yang dimainkan cacar monyet dalam kematian tersebut.
“Cacar monyet jarang berakibat fatal, tetapi orang dengan sistem kekebalan yang lemah kemungkinan besar dapat sakit parah atau meninggal," kata seorang pejabat kesehatan setempat.
Amerika mengimbau publik tetap berhati-hati, karena siapa pun dapat terinfeksi cacar monyet, yang menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Catatan Reuters menyebutkan hampir lebih dari 21.985 kasus cacar monyet di Amerika Serikat terjadi di antara pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan pria.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap pasien cacar monyet di wilayah DKI Jakarta menunjukkan merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi Biseksual. Hal itu mengacu hasil uji laborat terhadap tujuh pasien pada 23 oktober 2023 lalu.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan tujuh kasus konfirmasi Monkeypox di Indonesia di tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta,” kata Maxi.
Menurut dia, pasien cacar monyet memiliki faktor perilaku seks beresiko dengan gejala muncul lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan. Sedangkan penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.
Maxi mengatakan dari total kasus cacar monyet di Jakarta pada 23 Oktober, berasal dari dari Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Setiabudi, Grogol Petamburan, dan Kembangan.
Dengan kejadian itu Kemenkes berupaya penanggulangan dengan surveilans, terapeutik dan vaksinasi.
“Salah satunya vaksinasi Monkeypox rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang,” ujar Maxi menjelaskan.
Cegah Penularan
Dinkes DKI Jakarta meminta warga mencegah penularan kasus cacar monyet dengan menjaga kebersihan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), hingga menggunakan masker saat beraktivitas.
"Salah satu cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan penyakit tersebut adalah rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit,” ujar Plt Kepala Dinkes Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati.
Ani juga mengingatkan perlu menjaga kesehatan reproduksi dengan baik dan saling setia dengan pasangan.
Ani memastikan Dinkes melakukan penelusuran kontak erat kasus untuk memutus rantai penularan. Ia mengimbau masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien cacar monyet agar kooperatif saat dihubungi tenaga kesehatan dan bersedia untuk pemeriksaan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan telah mengeluarkan surat edaran peningkatan kewaspadaan dan pedoman monkeypox telah diterbitkan setelah penemuan kasus aktif.
Surat itu berisi tiga langkah seperti deteksi dini (Detect), pencegahan (Prevent) dan tindakan (Respond) untuk memutus penyebaran wabah cacar monyet.
"Deteksi dini (Detect) untuk dilakukan pengobatan segera apabila ditemukan kasus cacar monyet," kata Ngabila.
Ngabila menjelaskan, kasus aktif cacar monyet tidak hanya ditemukan pada kontak erat kasus, tapi juga suspek bergejala yang datang ke fasilitas kesehatan. Selain itu masyarakat diminta segera memeriksakan diri dengan PCR jika memenuhi kriteria suspek atau terduga.
Jika PCR sudah dilakukan, kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni whole genome sequencing (WGS).
“Tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) sekitar satu persen. Dari 100 kasus positif bisa satu meninggal mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko seperti LSL, ibu hamil, ibu menyusui, anak, lansia,” ujar Ngabila menjelaskan.
Untuk langkah pencegahan atau prevent, Ngabila mengatakan dengan pemberian vaksin yang mulai dilakukan untuk 500 orang kelompok berisiko di Jakarta selama seminggu ke depan. Satu orang diberikan dua dosis selang empat minggu.
“Karena saat ini stok vaksin monkeypox di Indonesia ada 1.000 dosis, untuk 500 orang,” katanya.
Upaya pencegahan lain dengan sosialisasi dan edukasi masif cegah sakit dengan tiga cara yaitu pola hidup bersih dan sehat pakai masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Kemudian hindari kontak kulit dan luka. Selain itu, berhubungan seksual yang aman, sehat, bersih.
Menurut Ngabila, setiap kontak erat dengan suspek dipantau gejalanya setiap hari oleh Puskesmas kecamatan. Kemudian, jika terbukti bergejala dilakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui laboratorium.
“Respond, untuk antisipasi masif memutus mata rantai penularan setiap kasus positif langsung diisolasi di RS walaupun kasusnya ringan,” katanya. (*)