Anggota DPR: Penguatan Pendidikan Karakter Anak Penting Cegah Perundungan

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 07 Oktober 2023 | 10:53 WIB
Haerul Amri (Sinpo.id/DPR)
Haerul Amri (Sinpo.id/DPR)

SinPo.id -  Anggota Komisi X DPR RI Haerul Amri menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi anak. Apalagi, perkembangan teknologi membuat anak semakin mudah mengakses berbagai hal hanya dengan menggunakan gadget.

"Saya kira ini juga harus digalakkan di masing-masing sekolah, apapun sekolahnya, apapun latar belakang sekolah itu, pendidikan karakter. Oleh karenanya juga harus diberikan belajar di luar ruang kelas itu bagaimana anak-anak didik itu juga dibawa ke lembaga-lembaga keagamaan," kata Haerul kepada wartawan, Jakarta, Sabtu, 7 Oktober 2023.

Haerul mengatakan salah satu dari pendidikan karakter adalah melalui pembelajaran ilmu-ilmu agama. Ia menilai pendidikan ilmu agama masih perlu ditingkatkan, seperti dengan tidak hanya memberikan pendidikan di kelas dan di sekolah namun juga di rumah-rumah ibadah.

Haerul menekankan pendidikan agama penting untuk membangun karakter anak bangsa yang berakhlakul karimah. 

"Kalau Islam misalnya di masjid, pesantren, kalau yang Kristen misalnya di gereja. Agar dia tau betul bahwa yang sesungguhnya kita belajar ini adalah untuk membangun karakter anak bangsa yaitu dengan berjiwa yang berakhlakul karimah," katanya.

Politisi Fraksi Partai NasDem itu juga berpesan kepada semua orang tua agar dalam menitipkan anak di sekolah tidak hanya bertujuan membuat anak menjadi pintar dan cerdas. Lebih dari itu, anak harus memiliki etika dan tata krama yang baik.

"Saya mohon betul kepada orang tua, ketika memberikan, menitipkan anak-anaknya untuk sekolah itu harus betul-betul ikhlas. Saya yakin bahwa marahnya cubitan seorang guru itu adalah marah kasih sayang. Saya berpesan sekali lagi, mari kita didik anak kita untuk cerdas, bukan hanya untuk pintar tetapi juga untuk membangun karakter berakhlakul karimah," tuturnya.

Baru-baru ini viral beberapa video anak yang melakukan perundungan kepada teman sebayanya. Mirisnya, hal tersebut dilakukan di lingkungan sekolah yang melibatkan siswa sebagai pelaku dan korban. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi setiap orang tua murid. 
sinpo

Komentar: