Legislator PKS Sesalkan Larangan Sosial Commerce Setelah UMKM Berguguran

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 26 September 2023 | 18:10 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Amin AK (SinPo.id/ Parlementaria)
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Amin AK (SinPo.id/ Parlementaria)

SinPo.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Amin AK menilai pemerintah seharusnya bisa lebih cepat mengantisipasi fenomena jual beli di media sosial. Antisipasi sejak dini diyakini tak akan membuat banyak pelaku UMKM tutup warung.

"Pemerintah yang punya segalanya, punya pasukan, punya otoritas, punya aparat, punya anggaran lengkap, infrastruktur lengkap, ya mestinya harus respons ini dengan secepat-cepatnya," kata Amin dalam diskusi Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI bertajuk 'Aturan Social Commerce dan Nasib UMKM' di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 26 September 2023.

Amin mengatakan tiga kementerian, yakni Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian Perindustrian, semestinya bisa memegari persoalan ini sejak awal. Dia tak ingin masalah baru direspons ketika masyarakat sudah merasakan dampaknya.

"Mestinya pemerintah kalau bisa mengantisipasi kemunculan masalah sehingga tidak terlanjur dalam hal ini para pelaku UMKM itu sudah berguguran dan untuk membangkitkan tentu tidak mudah," kata dia.

Dia mengatakan penjualan langsung di media sosial, seperti live streaming, pada umumnya menguntungkan konsumen. Namun, hal itu tak fair lantaran media sosial memiliki algoritma yang mampu mengetahui kebutuhan pengguna.

"Yang kita masalahkan adalah social commerce yang digunakan atau difungsikan untuk berjualan, berdagang. Ini kan tidak fair Pak ya, dan mereka social commerce itu punya algoritma para pengguna, punya big data yang bisa memetakan kebutuhan-kebutuhan pengguna," kata dia.

Dia kemudian menyayangkan influencer di media sosial yang memiliki jutaan pengikut dengan mudahnya berjualan di media sosial. Menurut Amin, hal ini tak adil bagi mereka yang berjualan offline dengan sederet ketentuan.

"Ditambah lagi Pak, para influencer yang punya medsos, follower-nya sampai puluhan juta. Puluhan juta itu ikut berjualan hampir pastilah dengan harga yang murah, produk-produk mereka kualitasnya juga oke dijual, ya itu akhirnya sekalipun Tanah Abang yang terkenal murah meriah dan jadi tujuan banyak orang (akan tergusur)," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI