Terus Bertambah, Korban Tewas Bencana Banjir di Libya Mencapai 11.300 Jiwa
SinPo.id - Relawan Bulan Sabit Merah Libya mengatakan 11.300 orang telah dipastikan tewas dalam bencana banjir yang telah menghancurkan kota Derna di pesisir Mediterania, Libya. Banjir disebabkan runtuhnya dua bendungan akibat Badai Daniel yang menghantam pantai negara tersebut.
Selain korban meninggal, sekretaris jenderal kelompok bantuan Bulan Sabit Merah mengatakan, sekitar 10 ribu orang lainnya masih dinyatakan hilang. Hal itu menjadi dalih kemukinan jumlah korban tewas bisa mencapai lebih dari 20 ribu orang.
Ketua Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB, Petteri Taalas mengatakan, hilangnya banyak nyawa sebenarnya bisa dihindari jika Libya memiliki badan cuaca yang berfungsi. Tetapi sayangnya, Libya telah menjadi negara yang dianggap gagal, terutama setelah dilanda konflik.
“Jika layanan meteorologi beroperasi normal, mereka bisa mengeluarkan peringatan. Otoritas manajemen darurat akan mampu melakukan evakuasi," kata Taalas, dilansir dari The Independent, Jumat 15 September 2023.
WMO mengatakan bahwa sebelumnya Pusat Meteorologi Nasional telah mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum banjir datang. Bahkan semua otoritas pemerintah melalui email dan media juga telah diberitahu.
para pejabat di Libya timur langsung memperingatkan masyarakat tentang badai yang akan datang, dan pada hari Sabtu, pekan lalu telah memerintahkan penduduk untuk mengungsi dari daerah di sepanjang pantai, karena takut akan gelombang laut. Namun tidak ada peringatan mengenai runtuhnya bendungan tersebut.
Sementara itu dalam rapat kabinet, Perdana Menteri Libya yang bermarkas di Tripoli, Abdul Hamid Dbeibah, meminta jaksa penuntut umum untuk segera membuka penyelidikan atas runtuhnya bendungan yang mengakibatkan banyak nyawa melayang.