Tiongkok poenja balatentara dan pasoekan laoet.
Balatentara Tiongkok jang sekarang, kaloe diliat djoemblanja sadja, ada sala satoe balatentara jang paling besar dalem doenia. Menoeroet pamereksahan orang asing dalem tahon 1920 di Tiongkok sama sekali ada 1.300.000 soldadoe.
Djoemblanja jang sekarang bolehdianggep tida berbeda djaoe dari angka terseboet. Sasoedanja petja Revolutie dalem tahon 1911,kakoewatan militair Tiongkok seperti terpetja-petja. Di waktoe kakaloetan Revolutie berbagi-bagi pembesar militair dapet koeasa besar dan tjampoer tangan djoega dalem oeroesan civiel lantaran negri ka loet dan ada perang.
Moelain dari itoe koetika di Tiongkok diadaken pangkat gouverneur militair atawa Tutuh. Sedari itoe saiit gouverneur civiel mendjadi ilang pengaroenja dan banjak pembesar-pembesar militair pegang dja[1]batan gouverneur civiel dan militair, dengen berbareng.
Yuan Shi Kay telah roba itoe nama Tutuh mendjadi Chiangchun, tetapi sasoedanja ia meninggal dalem tahon 1916 itoe gelaran ditoekar mendjadi Tuchun, gelaran mana teroes dipake sampe di ini djam.
Tuchun-tuchun lantaran dapet koeasa besar, semingkin lama semingkin ber[1]pengaroe, hingga pandang dirinja seperti radja'-radja ketjil.Djeman feudal (leenstelsel) dari djeman doeloe seperti balik kombali dan oetjapan dari kitab Sam Kok seperti berboekti kombali, sebab dalem kitab terseboet ada di ramalken: ”Kaloe Tiongkok soeda lama mendjadi satoe ia aken terbagi-bagi, dan sasoedanja terbagi-bagi[1]ia aken mendjadi satoe kombali.”
Orang jang batja Tiongkok: poenja hikajat, tentoe taoe begimana soeda beroelang-oelang Tiongkok terpetja bela dan saban-saban mendjadi satoe lagi. Koetika di__boentoetnja djeman Tjioe Tiauw (250 sabelonnja Jezus) Tiongkok diprentah oleh banjak tjoehouw-tjoe[1]houw jang pandang masing-masing poenja diri sebagi radja, dateng baginda
Tjin Sie Ong jang bikin taloek iaorang semoea dan bikin Tiongkok mendjadi satoe kombali. Blakangan Tiongkok terpetja bela kombali, jslah di djeman Sam Kok, dan mendjadi satoe lagi di bawa baginda Soci Jang Tee Di boentoetnja Song Tiauw poenja djeman, kombali Tiongkok terpetja bela dan kombali mendjadi satoe di bawa Goan Tiauw.
Sekarang boeat sakean kaiinja Tiongkok ngalamken djeman terpetja bela, dan meliat djalannja hikajat ini kali poen banjakan Tiongkok satoe tempo aken mendjadi satoe lagi.
Tida bisa disangkal lantaran pengaroe kaoem militair jang sekarang masing-masing bawa maoe sendiri, kakoewatan militair Tiongkok poen terpetja.
Balatentara Tiongkok paling banjak terkoempoel di provincie Chili (kira-kira 150000 soldadoe), Manchurye (100.000) dan Shensi (100.000). Di Kwangtung poen ampir ada 100.000 soldadoe.
Diwaktoe jang blakangaa balatentarn Tiongkok diatoer setjara modern dengen goenaken sendjata baroe; jang paling bagoes orang bilang ada balatentaranja Wu Pei Foe dan Chang Tso Lin.
Balatentaranja generaal Christen Feng Yu Hsiang orang bilang ada jang paling beres dan sopan dengen discipline jang paling bengis.
Barisan soedagar Canton poen sering dipoedji, maskipoen ada barisan particulier. Meriam-meriam jang paling banjak digoenaken ada meriam 75 m.M. model Krupp dan djoega meriam-meriam masin ada amat populair di Tiongkok dan dibikin sampe di arsenaal jang ketjilketjil.
Sekola militair jang paling terkenal ada Luchun Ta Hsueh jang ditilik oleh Generale Staf Tiongkok. Tiongkok poenja pasoekan laoet ada ketjil sekali, kaloe dibandingken dengen besarnja Tiongkok. Antero kapal-kapal perang Tiongkok besarnja tjoema 41.000 ton dengen tjoema kira-kira 8500 officier dan penggawa marine laen.
Bandingkenlah ini djoembla dengen balatentara darat jang boleh djadi ada jang paling besar dalem doenia (dengen katjoewaliken Rusland).
Provincie-provincie laoet jang paling penting ada Fukien dan Shantung. Kaadahannja pasoekan laoet Tiongkok ada menjediken; kokbo Tzu His telah ”goenaken” 21 millioen tael boeat bikin kapal perang, sebagi ongkos boeat bikin astana di loear Peking (SummerPalace)、.
Maskipoen begitoe kalakoeannja penggawa marine Tiongkok boleh dipoedji dan dalem paperangan dengen Japan iaorang oendjoek kagagahan jang boleh diboeat bangga.
„The behaviour of the personnel of the Chinese Navy during the Sino Japanese War was one of which any nation might well be proud", kata H. G. W. Woodhead (editor „Peking and Tientsin Times”).
Dalem anem toedjoe tahon jang paling blakang pasoekan laoet Tiongkok ampir tida diperdoeliken sama sekali, hingga penggawa marine haroes dipoedji jang maskipoen iaorang diperlakoeken sebagi anak tiri teroes rawat baek kapal-kapal perang Tiongkok dengen baek.
For the past six years the Chinese Navy has been existing on practically nothing and the officers and mendeserve great credit for having kept their ships in the smart condition they are in to day” (Woodhead).
Selaennja bebrapa kruiser dari Haitype („Hai Chi”,„Hai Shen”,„Hai Chew” dan „Hai Yung”), Tiongkok poenja pasoekan laoet tjoema terdiri dari kapal-kapal meriam ketjil, kapal-kapal torpedo dan laen-laen.