Permintaan Meningkat, Manufaktur Indonesia Konsisten Lanjutkan Ekspansi

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 02 Agustus 2023 | 20:21 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu. (SinPo.id/Kemenkeu)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu. (SinPo.id/Kemenkeu)

SinPo.id - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, mengatakan sektor Manufaktur Indonesia secara konsisten melanjutkan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut di bulan Juli 2023. Hal itu didorong oleh meningkatnya permintaan di dalam negeri maupun ekspor.

Pasalnya, PMI manufaktur tercatat meningkat 53,3 dari sebelumnya 52,5 pada Juni 2023. Peningkatan PMI manufaktur di bulan Juli tersebut menunjukkan optimisme pelaku usaha seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian.

"Secara keseluruhan sentimen pelaku usaha di sektor manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli. Pulihnya permintaan ekspor ke level ekspansif meningkatkan permintaan agregat secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat menopang kinerja pertumbuhan ekonomi pada Semester II ini,” kata Febrio, dikutip Rabu 2 Agustus 2023.

Di samping itu, ia juga menjelaskan bahwa inflasi bulan Juli 2023 melanjutkan tren penurunan. Inflasi tercatat 3,08 persen (yoy), menurun signifikan dari Juni 2023, yakni 3,52 persen yoy. Penurunan ini dipengaruhi perlambatan kenaikan harga pada seluruh komponen.

Kemudian, inflasi inti masih melanjutkan tren penurunan menjadi 2,43 persen (yoy), disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada hampir seluruh kelompok barang dan jasa. Lebih lanjut, inflasi harga diatur Pemerintah (administered price) juga terus berada dalam tren menurun mencapai 8,42 persen (yoy), turun dari bulan Juni yang sebesar 9,21 persen (yoy).

Sementara dari sisi pangan, inflasi harga bergejolak (volatile food) mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (yoy), menurun dari inflasi Juni 2023, yang sebesar 1,20 persen (yoy). Deflasi tersebut dipengaruhi oleh terkendalinya harga aneka cabai dan bawang merah karena stok yang melimpah.

"Pemerintah terus berkomitmen untuk mengendalikan inflasi secara nasional. Berbagai kebijakan melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dilakukan secara konsisten guna menjaga stabilitas harga pangan," ungkap Febrio.

Namun, selain intervensi harga pangan seperti operasi pasar dan gelar pangan murah, upaya pemerintah dalam menjaga kecukupan pasokan beras serta fasilitas distribusi pangan juga terus dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga.

"Sedangkan dalam menghadapi dampak El Nino, kebijakan yang dilakukan antara lain optimalisasi penggunaan infrastruktur air dan penguatan lumbung pangan," kata Febrio menambahkan.

Lebih lanjut, pemerintah juga menyediakan insentif fiskal sebesar Rp1 triliun di tahun 2023 dalam rangka mendukung pengendalian inflasi di tingkat daerah. Per 31 Juli 2023, Pemerintah telah menyalurkan Rp330 miliar untuk periode I. Dana tersebut diharapkan stabilitas harga dapat tetap terjaga, dan target inflasi 3 persen ± 1 persen di akhir tahun dapat dicapai. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI