Airlangga 'Main Dua Kaki' Jadi Penyebab Elektabilitas Golkar Anjlok

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 31 Juli 2023 | 12:29 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan Ketua DPD Partai Golkar se-Indonesia. (SinPo.id/Antara)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan Ketua DPD Partai Golkar se-Indonesia. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id - Airlangga Hartarto dinilai sosok yang tak bisa mengemban dua jabatan sekaligus. Airlangga harus memilih salah satu, tetap menjadi Ketua Umum Partai Golkar dan melepas jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) atau sebaliknya.

"Kalau tetap pilih dua-duanya, saya rasa Airlangga bukan orang yang tepat untuk bekerja dengan dua pekerjaan yang sama beratnya. Dia tipe orang yang fokus aja, fokusnya yang mana kalau mau partai ya partai, kalau mau kabinet ya kabinet," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti kepada SinPo.id, Jakarta, Senin, 31 Juli 2023.

Ray menilai Airlangga masih punya waktu untuk memperbaiki elektabilitas Partai Golkar. Satu-satunya cara, kata dia, dengan meninggalkan jabatan di Kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan fokus mengurus Golkar. 

"Sebenarnya Pak Airlangga punya waktu cukup untuk mengelola Golkar, tapi kalau Pak Airlangga main dua kaki seperti sekarang saya kira akan berat naik makanya bagusnya itu pilih, pilih anggota kabinet lepaskan Golkar atau pilih pimpin Golkar dan lepaskan kabinet," kata dia.

Menurut Ray, turunnya elektabilitas Partai Golkar hal wajar. Apalagi, Airlangga 'bermain dua kaki' hampir lima tahun.

"Sudah terlihat kok dalam empat tahun terakhir ini, Airlangga yang bekerja di dua tempat itu ya menghasilkan Golkar yang sekarang," kata dia.

Di sisi lain, Ray menanggapi polemik masuknya nama Airlangga di pusaran dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah (CPO). Dia menilai jika hukum membuktikan keterlibatan maka dengan sendirinya pengurus Golkar akan menggantikan Airlangga dari pucuk pimpinan partai.

"Kalau ternyata ada kasus hukum yang benar-benar menimpa Airlangga, enggak usah lagi didiskusikan, sudah pasti terjadi dengan sendirinya (mundur dari ketum)," tegas dia.

Di tengah persiapan menghadapi Pemilu 2024, Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga justru terus dihadapkan dengan persoalan yang kompleks. Dari mulai kasus hukum yang membelit Airlangga hingga munculnya dorongan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).

Tak sampai di situ, Dewan Pakar Partai Golkar bahkan mengimbau Airlangga segera mundur dari jabatan Ketua Umum. Airlangga dianggap tak mampu membawa Golkar berjaya pada Pemilu 2024.

Golkar di tangan Airlangga juga disebut tengah 'tersandera'. Selain itu, sejumlah lembaga survei menunjukkan elektabiltas Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga anjlok dan berpotensi turun menjadi partai politik (parpol) menengah.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI