Jokowi: ASEAN Tidak Boleh Jadi Ajang Persaingan dan Proxy Negara Manapun

Laporan: Bayu Primanda
Jumat, 14 Juli 2023 | 14:17 WIB
Presiden Joko Widodo di acara pertemuan antar Menlu se-ASEAN dan negara sahabat (Sinpo.id/Setkab)
Presiden Joko Widodo di acara pertemuan antar Menlu se-ASEAN dan negara sahabat (Sinpo.id/Setkab)

SinPo.id -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa ASEAN tidak boleh menjadi ajang persaingan dan proxy negara manapun. Ia menegaskan komitmen untuk memperkuat persatuan dan soliditas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menerima kunjungan para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN dan negara mitra. Para Menlu itu bertemu dalam rangka pertemuan ke-56 Menlu ASEAN di Jakarta.

“Kami di ASEAN berkomitmen untuk terus memperkuat persatuan dan soliditas serta memperkokoh sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Jokowi saat memberi sambutan, Jumat 14 Juli 2023.

"ASEAN tidak boleh menjadi ajang persaingan, tidak boleh menjadi proxy negara manapun, dan hukum internasional harus dihormati secara konsisten," ujarnya.

Jokowi percaya kehadiran para delegasi untuk mencari penyelesaian masalah ASEAN maupun dunia. Untuk itu kerjasama dan dukungan nyata dari para mitra dan tamu ASEAN sangat diharapkan. 

"Bukan justru sebaliknya apalagi memperuncing masalah," ungkap Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menyebut ASEAN memiliki potensi besar menjadi epicentrum of growth, baik berupa usia produktif yang melimpah serta kekayaan alam yang juga berlimpah.

"Kami negara-negara ASEAN, negara yang sedang berkembang butuh pengertian, butuh kearifan, dan juga butuh dukungan, baik dari negara-negara maju dan negara-negara sahabat untuk meninggalkan pendekatan zero-sum dan mengambil pendekatan saling menguntungkan," tandasnya.

Sebagai informasi, Pertemuan ke-56 Menlu ASEAN ini rencananya digelar dua hari hingga Sabtu 15 Juli 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta. Selain menlu ASEAN, para diplomat tinggi dari negara lain juga turut hadir seperti Cina, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, hingga India.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI