Pemerintah Diminta Kembangkan Program Hilirisasi Menjadi Industrialisasi SDA

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 07 Juli 2023 | 15:48 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto (SinPo.id/ Parlementaria)
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto (SinPo.id/ Parlementaria)

SinPo.id -  

SinPo.id - Pemerintah diminta mengganti dan mengembangkan program hilirisasi menjadi industrialisasi sumber daya alam (SDA) agar Indonesia bisa menjadi negara yang berpenghasilan menengah atas (upper-middle income). Kebijakan itu diharapkan mampu mendapat nilai tambah tinggi dari barang jadi hasil industrialisasi.

"Industrialisasi SDA harus menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan nasional," kata Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, Jumat 7 Juli 2023.
 

Usulan Mulyanto itu sebagai tangapan kabar dari Bank Dunia yang menyebut Indonesia masuk sebagai negara berpenghasilan menengah atas karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi mencapai 5,3 persen. Sedangkan pada 2022 dengan pendapatan per kapita sebesar USD 4.580, naik dari tahun 2021 yang sebesar USD 4.140.

"Jadi kita baru di awal tangga negara Upper-Middle Income. Klasifikasi Bank Dunia untuk negara Upper-middle income adalah pendapatan per kapita antara USD 4,046 dan USD 12,535," ujar Mulyanto menambahkan.

menurut Mulyanto,  untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pemerintah harus bekerja keras memacu pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh sektor industri efisien dan padat teknologi dengan SDM yang semakin ahli. 

Namun tahapan tersebut harus dimantapkan terlebih dahulu agar bisa terbentuk landasan bagi tumbuhnya ekonomi berbasis inovasi.


sedangkan industrialiasi Indonesia saat ini masih berada pada kondisi yang oleh para ahli disebut sebagai “deindustrialisasi dini”. Karena kontribusi di sektor industri terhadap PDB menurun. Terlebih program hilirisasi SDA seperti nikel, timah, bauksit, tembaga juga masih terkesan setengah hati.

"Ekspor konsentrat tembaga dari Freeport masih diizinkan meski melanggar UU Pertambangan Minerba. Lalu produk nikel yang diekspor masih berupa barang setengah jadi dengan kandungan nikel rendah seperti nickel pig iron (NPI) dan Feronikel," ujar Mulyanto menjelaskan.

BERITALAINNYA