Taliban Larang Salon Kecantikan Wanita di Afghanistan

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 05 Juli 2023 | 17:11 WIB
Salon kecantikan di Afghanistan (SinPo.id/ Reuters)
Salon kecantikan di Afghanistan (SinPo.id/ Reuters)

SinPo.id - Taliban umumkan larangan adanya salon kecantikan wanita di Afghanistan. Pengumuman tersebut mengikuti dekrit yang melarang mereka untuk tidak mengemban pendidikan, berada di ruang publik, dan bekerja di instansi pemerintah.

Dalam surat yang dikeluarkan Kementerian yang dikelola Taliban, tertanggal 24 Juni, menyebut perintah lisan tersebut berasal dari pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada.

Larangan tersebut berlaku untuk ibu kota Kabul dan semua provinsi di Afghanistan. Kementerian bahkan memberikan pemberitahuan sebulan sebelumnya kepada salon di seluruh negeri untuk menghentikan bisnis mereka, dan menyerahkan laporan tentang penutupan mereka.

Taliban tentu menuai kritik dari pembela hak asasi manusia dan perempuan di media sosial. PBB bahkan mengatakan pihaknya mendesak pihak berwenang di Afghanistan untuk mencabut larangan salon kecantikan itu.

"Pembatasan baru terhadap hak-hak perempuan ini akan berdampak negatif pada ekonomi dan bertentangan dengan dukungan yang dinyatakan untuk kewirausahaan perempuan," tulis Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) di Twitter, untuk mendesak Taliban menghentikan dekrit. Dilansir dari ABC, Rabu 5 Juli 2023.

Sebelumnya, seorang pemilik salon kecantikan yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, dia adalah satu-satunya pencari nafkah keluarganya setelah suaminya meninggal dalam pemboman mobil tahun 2017. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan delapan hingga 12 pengunjung.

"Hari demi hari mereka (Taliban) memaksakan pembatasan pada perempuan. Mengapa mereka hanya menargetkan wanita? Bukankah kita manusia? Bukankah kita berhak untuk bekerja atau hidup?" katanya kepada The Associated Press.

Seperti diketahui, Taliban memang telah memberlakukan tindakan keras sejak merebut Afghanistan pada Agustus 2021 ketika pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO ditarik keluar. Tindakan Taliban bahkan telah memicu kegemparan internasional, hingga membuat ekonomi negara itu runtuh.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI