Jelang Pemilu, Masyarakat Diminta Jaga Perdamaian dan Toleransi
SinPo.id - Presiden RI Joko Widodo meminta situasi bangsa yang kondusif perlu dijaga bersama agar tetap sejuk dan damai juga toleran dan saling menghormati. Apalagi, memasuki tahun politk, Jokowi menegaskan, persatuan dan kesatuan harus dijaga dengan sungguh-sungguh.
Hal itu disampaikan presiden saat memberikan sambutan secara online dalam acara Dharmasanti Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 yang diadakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), di Balai Samudera Kelapa Gading, Jakarta yang dikutip pada Sabtu, 13 Mei 2023.
"Karena itu saya mengajak umat Hindu di manapun berada untuk menjalankan dharma agama dan dharma negara dengan penuh kesadaran. Melaksanakan kewajiban strada bhakti sebagai umat beragama dan pada saat yang sama menjaga serta menjunjung tinggi negara dan bangsa. Jaga NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Presiden Jokowi.
Apa yang disampaikan Presiden itu relevan tema Dharmasanti Nasional itu. Yakni, "Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara, Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia”.
Senada dengan Presiden,
dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, setiap Warga Negara Indonesia dari seluruh suku bangsa, agama, dan ras wajib menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
Menurut Menko PMK, meskipun setiap warga negara Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, ras dan agama, tetapi untuk mewujudkan harmoni kesatuan harus memperkuat kesamaan. Dalam arti memperkuat kesamaan sebagai warga negara Indonesia dan menghargai berbagai perbedaan yang ada.
Kegiatan Dharmasanti Nasional dihadiri pula oleh Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana, Dirjen Bimas Hindu Kemenag, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Pantia Pelaksanaa Dharmasanti Nasional 2023 Laksamana Pertama I Gung Putu Alit Jaya, dan para Pandita-Pinandita, dan umat Hindu dari seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, Menko PMK menandaskan, "Kita punya tanggung jawab untuk melestarikan, memperkokoh, persamaan dan mencoba mengabaikan perbedaan, terutama perbedaan yang mengarah ke perpecahan dan ketidakrukunan. Itu menjadi tanggung jawab kita semua"
Sebagai contoh, Muhadjir menyampaikan, dalam Hindu memiliki kesamaan seperti agama Islam dalam hal penyelenggaraan kegiatan berkumpul usai hari raya. Misalnya, dalam Agama Hindu, usai perayaan Hari Suci Nyepi dilakukan kegiatan Dharmasanti. Dan dalam Agama Islam sesudah Hari Raya Idul Fitri dilakukan kegiatan Halal Bihalal. Kedua kegiatan tersebut tujuannya untuk memperkuat tali silaturahmi dan persaudaraan.
"Dharmasanti kalau dalam Agama Islam itu Halal Bihalal. Setelah berpuasa di bulan Ramadan kita Halal Bihalal. Setelah melaksanakan Nyepi kemudian Dharmasanti. Artinya, sebetulnya semua agama memiliki kesamaan-kesamaan satu sama lain," ucapnya.
Muhadjir berharap, kegiatan Dharmasanti Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 yang diadakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), bisa menjadi pembelajaran untuk menerima, menghargai dan menghormati perbedaan, serta menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan intern maupun antar umat beragama.
"Sebagai negara yang kaya akan kebudayaan, masyarakat yang hidup dalam harmoni meskipun berbeda-beda dalam faham, tradisi dan keyakinan. Dengan kegiatan Dharmasanti Hari Suci Nyepi memberikan kesempatan bagi kita semua untuk menghargai dan menghormati keberagaman di Indonesia," ungkap Menko PMK.