HUBUNGAN SEKSUAL DI BULAN RAMADAN

Ini Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Seksual di Bulan Ramadan

Laporan: Sinpo
Minggu, 26 Maret 2023 | 14:12 WIB
Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Sintha Utami, Sp.OG, MARS (SinPo.id/ Dok. Pribadi)
Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Sintha Utami, Sp.OG, MARS (SinPo.id/ Dok. Pribadi)

SinPo.id - Aktivitas berhubungan badan (seksual) merupakan hal yang normal dilakukan oleh pasangan suami istri. Namun di sisi lain, ketika memasuki bulan Ramadan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya hubungan seks bagi ibu hamil (bumil). 

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Sintha Utami, Sp.OG, MARS,  mengatakan, pada dasarnya, hubungan intim antara suami dan istri saat bulan Ramadan sah-sah saja dilakukan. Namun harus dilakukan di waktu yang tepat. 

"Waktu terbaik dan aman untuk melakukan hubungan suami istri yaitu mulai dari waktu setelah berbuka puasa hingga sebelum fajar subuh tiba," kata dr. Sintha Utami dihubungi, Minggu, 26 Maret 2023.  

Dokter Obgyn yang berpraktek di RS Bunda Margonda Depok ini menambahkan, dalam rentang waktu tersebut, hubungan intim suami istri boleh dilakukan karena tidak termasuk dalam waktu puasa. Sehingga suami istri dapat memanfaatkan rentang waktu itu.

Seks untuk Ibu Hamil

Menurut Sintha bagi bumil waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seks, yakni saat memasuki trimester ke-2, antara 14-28 minggu, dan setelah 36 minggu. Pasalnya, pada trimester ke-1 belum terbentuk plasenta, dan janin belum kuat.

Sehingga, apabila melakukan hubungan badan (coitus) dapat menyebabkan kontraksi rahim. Yang dikahwatirkan apabila terjadi kontraksi dapat menyebabkan perdarahan (abortus) dan apabila berat dapat menyebabkan keguguran. 

"Selain itu pada bumil trimester ke-1, bumil masih mual, muntah, nggak nyaman, sehingga secara fisik juga lebih lemah," imbuhnya. 

Sintha juga menegaskan, untuk usia trimester ke-3 di bawah 36 minggu juga kurang dianjurkan berhubungan seks. Pasalnya, saat coitus sperma yang dikeluarkan itu mengandung zat yang namanya prostaglandin yang dapat menyebabkan kontraksi rahim. 

"Jika kontraksi terjadi pada hamil usia di bawah 36 minggu dapat mengakibatkan persalinan prematur (preterm)," katanya. 

Jika coitus pada hamil lebih atau sama dengan 36 minggu, kata Shinta, prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat membantu melunakkan mulut rahim (serviks). Hal ini justru akan memperlancar pembukaan saat pasien ingin melakukan persalinan normal. 

"Kebutuhan coitus secara psikologis karena pasangan merasa aman, nyaman, dicintai dan dibutuhkan suami walau badan berubah (melar), bukan hanya kepuasan seks. Boleh coitus asal aman," terangnya. 

Mengenai posisi yang aman, kata Sintha, dipastikan posisi yang tidak menekan kandungan bumil.  "Yang utama adalah secara psikologis lebih nyaman," ujarnya. 

Menurut Sintha, berhubungan intim selama kehamilan dapat memiliki beberapa manfaat bagi bumil dan pasangan. Di antaranya orgasme yang lebih baik, menjaga bumil tetap bugar, membakar kalori dan dapat membantu bumil dan pasangan tetap bugar, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

"Serta mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan menurunkan tekanan darah," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI