LIMBAH PLASTIK

Ilmuwan Sebut Mikroplastik Telah Menjalar di Tubuh Manusia

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 26 Maret 2023 | 14:36 WIB
Sampah plastik (SinPo.id/ Stockdottedyeti)
Sampah plastik (SinPo.id/ Stockdottedyeti)

SinPo.id - Partikel kecil plastik atau yang disebut mikroplastik, telah ditemukan di mana-mana. Mulai dari tempat terdalam di Bumi, yakni Palung Mariana, hingga puncak Gunung Everest. Bahkan berdasarkan penelitian, potongan plastik dengan diameter kurang dari 5 milimeter, juga ada di dalam tubuh kita.

"Hampir semua plastik terbuat dari sumber bahan bakar fosil. Dan mikroplastik ada di mana-mana, bahkan di tubuh kita," kata pendiri organisasi Plastic Soup Foundation, Maria Westerbos, dilansir dari Science News, Minggu 26 Maret 2023.

Organisasi yang berbasis di Amsterdam, dengan misi mengurangi polusi plastik di seluruh dunia tersebut mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, mikroplastik telah didokumentasikan berada di semua bagian paru-paru manusia, di jaringan plasenta ibu dan janin, di ASI manusia, dan ikut mengalir di darah manusia.

Ilmuwan mikroplastik dari Vrije Universiteit Amsterdam, Heather Leslie, bersama rekannya menemukan mikroplastik dalam sampel darah 17 orang dari 22 sukarelawan dewasa yang sehat di Belanda. Temuan yang diterbitkan tahun lalu di Environment International itu menegaskan hal yang telah lama dicurigai oleh banyak ilmuwan, mengenai mikroplastik yang dapat terserap ke dalam aliran darah manusia.

Meski demikian, temuan tersebut tidak sepenuhnya mengejutkan, karena plastik ada di sekitar manusia. Plastik juga bersifat tahan lama, serbaguna, dan murah untuk diproduksi. Plastik juga ada di pakaian, kosmetik, elektronik, ban, kemasan, dan banyak lagi item penggunaan sehari-hari, dan jenis bahan plastik yang beredar di pasaran terus meningkat.

“Ada sekitar 3.000 (bahan plastik) saat saya mulai meneliti mikroplastik lebih dari satu dekade lalu, sekarang ada lebih dari 9.600. Itu jumlah yang sangat besar, masing-masing memiliki susunan kimiawi dan potensi toksisitasnya sendiri," kata Leslie.

Meskipun tahan lama, plastik dapat terdegradasi, karena pelapukan dari air, angin, sinar matahari, atau panas. Hal tersebut terjadi di lingkungan laut atau tempat pembuangan sampah, atau oleh gesekan, seperti dalam kasus ban mobil, yang melepaskan partikel plastik di sepanjang jalan raya dalam setiap pergerakan dan pengereman.

Hampir dua dekade, para ahli biologi kelautan mulai menyoroti akumulasi mikroplastik di lautan dan potensinya yang dapat mengganggu kesehatan organisme dan ekosistem. Tetapi hanya dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan mulai berfokus pada mikroplastik dalam makanan dan air minum manusia, serta di udara dalam ruangan.

Terlebih partikel plastik juga sengaja ditambahkan ke kosmetik seperti lipstik, lipgloss, dan riasan mata untuk meningkatkan hasil akhir yang baik. Termasuk juga ke produk perawatan, seperti masker wajah, pasta gigi, dan gel mandi, untuk sifat pembersihan dan pengelupasan. Saat dicuci, mikroplastik ini masuk ke sistem pembuangan limbah, dan berakhir di lumpur limbah dari instalasi pengolahan air limbah, yang digunakan untuk menyuburkan lahan pertanian, atau ke saluran air olahan.

Namun, para peneliti belum dapat menemukan kerusakan apa yang dapat disebabkan oleh mikroplastik yang masuk ke tubuh manusia. Yang jelas, partikel yang terhirup dapat mengiritasi dan merusak paru-paru manusia, dan meski komposisinya berbeda-beda, tetapi ada juga yang mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu hormon tubuh.sinpo

Komentar: