Rusia Tanggapi Rencana Inggris Memasok Amunisi Berisi Uranium ke Ukraina

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 22 Maret 2023 | 12:59 WIB
Vladimir Putin/Sky News
Vladimir Putin/Sky News

SinPo.id -  Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan akan menanggapi pernyataan Inggris yang berencana memasok Ukraina dengan selongsong tank yang dibuat dengan uranium terdeplesi.

Pasalnya, seorang anggota parlemen Inggris, Annabel Goldie mengatakan bahwa Inggris akan memasok peluru penembus lapis baja yang mengandung uranium ke Ukraina beserta 14 tank Challenger 2, karena senjata itu dianggap sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja lainnya.

Komentar itu mulai beredar di saluran media sosial Rusia, dan memaksa Putin untuk menanggapi pernyataan tersebut.

“Jika semua ini terjadi, Rusia harus menanggapinya, mengingat Barat secara kolektif sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir,” kata Putin setelah pertemuan puncak dengan Presiden China Xi Jinping, dilansir dari The Guardian, Rabu 22 Maret 2023.

Namun ia tidak menjelaskan tanggapan seperti apa untuk merespon Inggris, meskipun Rusia sering membuat ancaman terkait nuklir, dalam upaya membujuk negara-negara Barat untuk membatasi intervensi mereka dalam perang di Ukraina.

Sementara itu, Mnteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan langkah yang tersisa semakin sedikit menuju benturan nuklir antara Rusia dan barat, karena Moskow juga memiliki cangkang tangki depleted uranium Svinets-2.

Seperti diketahui, depleted uranium adalah produk sampingan dari proses pengayaan dalam pembuatan bahan bakar nuklir dan senjata, sehingga radioaktifnya lebih rendah daripada logam alami, meski masih ada kekhawatiran tentang toksisitasnya.

Produk limbah tersebut juga digunakan untuk membuat cangkang tangki tembus karena 70 persen lebih padat daripada timbal. Bahkan amunisi serupa digunakan oleh Inggris dan AS dalam perang Irak dan Teluk pada tahun 1991 dan 2003.

Namun, BMJ Global Health menyoroti kemungkinan asosiasi masalah kesehatan jangka panjang di antara warga Irak terkait dengan penggunaan depleted uranium di medan perang.

Terlebih sebuah analisis dari Organisasi Kesehatan Dunia menyimpulkan bahwa dalam beberapa kasus tingkat kontaminasi pada makanan dan air tanah dapat meningkat setelah beberapa tahun dan harus dipantau.

Oleh karena itu, rencana Inggris untuk mengirimkan amunisi berisi uranium dikritik oleh sejumlah pihak karena dianggap tidak perlu, dan dikhawatirkan hanya akan meningkatkan penderitaan jangka panjang bagi warga sipil yang terjebak dalam konflik.
sinpo

Komentar: