Survei Indo Barometer: Megawati dan Jokowi Bisa Jadi Penentu Peta Pilpres 2024

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 21 Maret 2023 | 18:46 WIB
Diskusi Indo Barometer bertajuk 'Pemilu 2024: Konstelasi, Variabel Penentu dan Pemenangnya'. SinPo.id/Juven
Diskusi Indo Barometer bertajuk 'Pemilu 2024: Konstelasi, Variabel Penentu dan Pemenangnya'. SinPo.id/Juven

SinPo.id - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini bisa menjadi penentu peta politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai sikap dari kedua tokoh ini bisa memengaruhi konstelasi politik yang sudah terbentuk sekarang. Apalagi, PDIP sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung capres sendiri belum menentukan sikap.

"Semua politisi pada hari ini menunggu Bu Mega. Siapa sih calonnya? Siapa sih yang akan diusung. Jadi kalau Bu Mega sudah ambil keputusan, bisa jadi nanti arah permainan politik dan konfigurasi koalisi bisa saja akan berubah nantinya," kata Qodari dalam paparan hasil survei Indo Barometer  bertajuk 'Pemilu 2024: Konstelasi, Variabel Penentu, dan Pemenangnya' di Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023.

Kendati demikian, Qodari menilai jika Megawati bukan figur yang mudah ditebak. Terlebih, Presiden ke-5 itu memiliki variabel penentu capres yang tak berdasar kuantitatif dari hasil survei.

Artinya, nama yang selama ini muncul dalam hasil survei seperti Puan Maharani dan Ganjar Pranowo bisa saja tidak diusung Megawati sebagai Capres PDIP. Namun, bukan tidak mungkin mengawinkan keduanya, walaupun satu partai.

"Ada kemungkinan Bu Mega mempertimbangkan faktor suksesi kepemimpinan partai di masa depan sehingga tokoh seperti Puan Maharani patut dipertimbangkan sebagai capres PDIP. Atau bisa dengan Ganjar yang selama ini menjadi keinginan kalangan bawah PDIP untuk menjadi Capres atau bisa saja Bu Mega malah menduetkan keduanya," ucapnya.

Sementara itu, kata Qodari, Jokowi yang masih menjabat sebagai Kepala Negara menjadi alasan dirinya bisa menjadi penentu konstelasi. Tahapan pendaftaran hingga pencoblosan Pilpres 2024 masih di bawah kepemimpinannya.

"Jokowi masih menjabat sampai dengan 19 Oktober 2024. Artinya, Jokowi masih memimpin kabinet yang di dalamnya ada sebagian ketua umum parpol," kata Qodari.

Qodari menilai jika pertimbangan Jokowi juga akan dijadikan preferensi oleh ketua umum partai. Termasuk, soal keberlanjutan program kerja Jokowi. Apalagi, banyak ketum menjadi anggota kabinet yang baru berakhir pada Oktober 2024.

Pada sisi lain, Jokowi memiliki keunggulan basis relawan. Serta banyaknya basis pemilih yang akan memperhatikan arah dukungan Jokowi. Dia menyebut basis-basis terkuat Jokowi antara lain di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan kawasan Indonesia Timur.

"Sebagai tokoh politik, Jokowi juga memiliki ciri khas, yakni banyak dan luasnya jaringan relawan yang terbentuk dan tetap aktif semenjak Jokowi menjadi capres 2014 hingga sekarang," ucap dia.

Dengan demikian, banyak pihak yang turut mencermati arah dukungan Jokowi. Bukan hanya ketum-ketum partai, masyarakat biasa turut memonitor sikap Kepala Negara. Kuatnya Jokowi juga ditunjukkan dari tingginya tingkat kepuasan kepada pemerintah.

"Pak Jokowi jadi penentu karena bahasa tubuhnya, gerak geriknya dibaca ketum-ketum partai. Belum lagi dalam konteks keberlanjutan program kerja dan pembangunan. Jadi saya yakini preferensi Jokowi akan menjadi perhatian dan pertimbangan para ketum partai dalam tentukan capres di 2024," kata Qodari.

Survei Indo Barometer dilakukan pada 12-24 Februari 2023 dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. 

Responden berusia 17 tahun yang sudah mempunyai hak pilih. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling. Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1.190 responden, dengan margin of error sebesar ± 2.9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.sinpo

Komentar: