Perang Rusia dan Ukraina

Xi Jinping Sambangi Rusia Tiga Hari Usai ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Putin

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 20 Maret 2023 | 09:24 WIB
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan)/SinPo.id/AFP
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan)/SinPo.id/AFP

SinPo.id - Presiden China Xi Jinping menjadi pemimpin dunia pertama yang menjabat tangan Putin sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Xi diketahui mengunjungi Moskow, Rusia pada Senin, 20 Maret 2023 atau tiga hari setelah Putin dituduh oleh ICC atas kejahatan perang di Ukraina, lantaran mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia

Penyambutan Rusia terhadap kedatang pemimpin China tersebut merupakan bukti bahwa Rusia memiliki teman yang kuat yang siap mendukung melawan kelompok negara Barat yang berusaha untuk mengisolasi dan mengalahkan Putin.

Jonathan Eyal dari Royal United Services Institute- sebuah think-tank London-mengatakan bahwa China tengah menghadapi pilihan yang sebenarnya ingin dihindari.

Pasalnya, tentara Rusia yang berjuang di Ukraina dan Amerika Serikat telah mengingatkan China agar tidak memasuki Rusia dengan membawa senjata. Kini, Xi justru datang ke Rusia dan menjabat tangan Putin.

Meski Rusia dan China bukan anggota ICC, ICC telah menjadikan Putin sebagai buronan di 123 negara. Hal itu pun membuat pertemuan antara Xi dan Putin berlangsung sensitif.

"Entah China tidak melakukan apa-apa dan mengambil risiko melihat Rusia dipermalukan di Ukraina, yang bukan merupakan kepentingan China. Atau China datang membantu Rusia dan mengambil risiko kemunduran yang jauh lebih besar dalam hubungannya dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya," kata Eyal, dilansir dari Reuters pada Senin 20 Maret 2023.

Namun dalam sebuah artikel untuk sebuah surat kabar China, yang diterbitkan di situs web Kremlin pada Minggu malam, Putin mengatakan dia memiliki harapan besar untuk kunjungan sahabat lamanya, Xi, yang dengannya dia menandatangani kemitraan strategis tanpa batas tahun lalu.

"Kami berterima kasih atas keseimbangan (China) sehubungan dengan peristiwa yang terjadi di Ukraina, untuk memahami latar belakang dan penyebab sebenarnya. Kami menyambut kesediaan Tiongkok untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis," kata Putin.

China bulan lalu juga menerbitkan makalah 12 poin yang menyerukan dialog dan penyelesaian di Ukraina, tetapi hanya berisi pernyataan umum dan tidak ada proposal konkret tentang bagaimana perang selama setahun akan berakhir.

Sementara Amerika Serikat telah bereaksi dengan sangat skeptis terhadap keterlibatan China, mengingat negara yang dipimpin Xi tersebut menolak untuk mengutuk invasi Rusia.sinpo

Komentar: