Judi Online Ancam Kehidupan Generasi Muda

Laporan: Juven Martua Sitompul
Jumat, 17 Maret 2023 | 16:58 WIB
Ilustrasi judi online (Pixabay)
Ilustrasi judi online (Pixabay)

SinPo.id - Tumbuh suburnya situs-situs judi online tak lepas dari rentannya keamanan cyber di Indonesia. Parahnya, situs-situs yang digandrungi generasi muda itu mudah muncul di website lembaga pemerintahan dan pendidikan yang sepatutnya harus memiliki sistem keamanan tinggi.

"Situs yang disusupi kebanyakan situs pemerintah atau pun pendidikan umumnya. Banyak titik kelemahan situs-situs dalam negeri," kata Head of the Computer Systems, Network and Security Laboratory, Seniman, dalam dialog publik Lembaga Kajian Strategis Al Washliyah (LKSA) Sumut bertajuk 'Ancaman Judi Online bagi Generasi Muda', Jumat, 17 Maret 2023.

Dia mengatakan penyusupan situs-situs lembaga pemerintah dan pendidikan tersebut mengantarkan pada penyedia judi online dan membuat ketertarikan untuk memulainya.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendeteksi peretasan laman lembaga pemerintah dan pendidikan untuk judi online berlangsung sejak Agustus 2022. Berdasarkan catatan Kominfo, ada 675 laman yang telah tersusupi situs judi online. Jumlah tersebut, 221 laman lembaga pendidikan dan 454 laman pemerintahan.

Seniman yang merupakan Dosen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi USU menjelaskan tak mudah untuk menghalau serangan cyber tersebut. Apalagi, rentannya keamanan situs di Indonesia menjadi celah masuk menguasai laman.

"Situs-situs judi online juga banyak disusupi virus dan juga memiliki yang berbahaya bagi laptop atau smartphone kita. Juga ancaman dari kejahatan digital. Hal yang harus dipahami adalah, sistem yang diterapkan pada situs judi online tidak akan memberikan kemenangan mutlak bagi pemain," kata dia.

Jurnalis Jonris Purba yang hadir dalam diskusi itu menyampaikan pandangannya dari perspektif pemberitaan. Dia menyebut media yang memiliki tanggung jawab memberikan pendidikan mengambil peran dalam mengedukasi masyarakat.

"Soal bahaya judi online bagi generasi muda, media ini harus menjadi wadah pendidikan, memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sebuah berita dari orang yang berkompeten," kata Jonris.

Dia menuturkan besarnya ancaman judi online bagi generasi muda, dan sudah sepatutnya media membuat gerakan melalui pemberitaan. Hal itu terfokus pada penekanan mindset akan bahaya judi ini.

"Media harus bisa mengubah mindset bahaya judi kepada generasi muda. Saya setuju bahwa judi itu tidak akan memberikan kemenangan dan keuntungan bagi pemain. Ini yang harus kita dorong kepada masyarakat," kata dia.

Diskusi tersebut dipimpin Direktur LKSA Sumut Eko Marhaendy sebagai moderator. Turut hadir narasumber lain, Direktur Daulay Brother Law Firm, dan Tongku Solah Daulay. Termasuk, Cendikiawan Islam, Candiki Repantu, dan diikuti mahasiswa.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI