Hasil Survey : Perokok Anak Secara Nasional Kian Mencemaskan
SinPo.id - Keberadaan anak perokok secara nasional dinilai kian mencemaskan. Hal itu mengacu hasil survey nasional perokok pelajar yang digelar Indonesia Institute for Social Development (IISD) bersama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Dalam survei itu menunjukkan sebanyak 27,7 persen pelajar mengaku pernah merokok, dan 10,67 persen malah mengaku sebagai perokok aktif harian.
“Angka ini jauh melampaui harapan pemerintah dalam RPJMN 2020-2024 yang mantarget penurunan prevalensi perokok anak pada 8,7 persen,” kata Program Manajer IISD, Ahmad Fanani, dalam pernyataan yang diterima SinPo.id, Rabu, 8 Februari 2023.
Fanani menyebut, hasil survey itu justru memilukan karena lebih dari 10 persen perokok pelajar tersebut pertama kali merokok di usia belia di bawah 10 tahun. “Bahkan ada yang mengaku pertama kali merokok di usia dibawah 5 tahun,” ujar Fanani menambahkan.
Sedangkan variabel keterpaparan asap rokok, menunjukkan 78,43 persen pelajar mengaku terpapar asap rokok dalam sebulan terakhir pada saat survey dilakukan.
Keterpaparan tersebut antara lain terjadi di rumah, tempat bermain, angkutan umum, tempat ibadah. Yang juga patut dicatat, 29,8 persen bahkan terpapar asap rokok di sekolah.
Survey di selenggarakan terhadap 1.275 pelajar SMP sederajat dan pelajar SMA sederajat di 175 kabupaten dan kota pada akhir tahun 2022 itu menunjukkan 86,7 persen pelajar mengaku membeli rokok. Sebanyak 47 persen di antaranya hanya membeli secara ketengan, sedangkan 39,7 persen kadang masih membeli secara bungkusan.
Menurut Fanani, tingginya angka perokok pelajar tersebut dipengaruhi antara lain dipengaruhi oleh iklan sebanyak 11,03 persen, sedangkan 71 persen pelajar yang aktif merokok menganggap iklan rokok kreatif dan menginspirasi.
“Namun yang menarik, ketika ditanya kriteria pemimpin yang diidamkan, 99 persen pelajar mengaku lebih memilih pemimpin yang bukan perokok,” kata Fanani menjelaskan.

