Kemenkes Ingatkan 4 Masalah Gizi Beresiko Anak Jadi Stunting

Laporan: Zikri Maulana
Sabtu, 28 Januari 2023 | 16:17 WIB
Ilustrasi/Kemenkes
Ilustrasi/Kemenkes

SinPo.id -  Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Maria Endang Sumiwi menyampaikan penurunan prevalensi stunting dipengaruhi oleh 4 masalah gizi, yakni weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk. 

''Kalau mau menurunkan stunting maka harus menurunkan masalah gizi sebelumnya yaitu weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk," kata dr. Maria Endang dalam keterangannya, Sabtu 28 Januari 2023. 

Menurutny, setelah keempat masalah gizi tersebut teratasi, maka penurunan prevalensi stunting akan terjadi. Namun, jika masalah gizi tersebut gahal teratasi maka sulit juga menurunkan angka stunting pada anak. 

"Kalau kasus keempat masalah gizi tersebut tidak turun, maka stunting akan susah turunnya,'' ucapnya. 

Ia juga mengatakan, pencegahan stunting yang lebih tepat harus dimulai dari hulu yaitu sejak masa kehamilan sampai anak umur 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan. 

"Pada periode setelah lahir yang harus diutamakan adalah pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan secara rutin. Dengan demikian dapat diketahui sejak dini apabila anak mengalami gangguan pertumbuhan," ucapnya. 

Selain itu, Ia juga mengingatkan, gangguan pertumbuhan dimulai dengan terjadinya weight faltering atau berat badan tidak naik sesuai standar. Gejala awal tersebut dapat beresiko menjadi stunting. 

''Anak-anak yang weight faltering apabila dibiarkan maka bisa menjadi underweight dan berlanjut menjadi wasting. Ketiga kondisi tersebut bila terjadi berkepanjangan maka akan menjadi stunting,'' ucapnya. 

Pemerintah melakukan pemberian makanan tambahan untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia. Pemerintah akan beralih dari pemberian makanan tambahan dengan biskuit menjadi pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal. 

Pemberian makanan tambahan dengan pangan lokal ini disajikan siap santap oleh Posyandu dan dimasak oleh kader dengan menu khusus yang memenuhi kebutuhan gizinya baik protein maupun kebutuhan gizi yang lain.

Selain pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal, hal yang paling penting adalah pemberian edukasi kepada ibu tentang cara pemberian makanan yang baik untuk anak. 

"Hal tersebut bertujuan untuk mengejar penurunan angka stunting hingga 14% di tahun 2024," katanya. 

Menurutnya, sejumlah faktor yang mempengaruhi adanya penurunan stunting antara lain inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian protein hewani dan konseling gizi. 

''Pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan stunting,'' tuturnya. sinpo

Komentar: