Disebut Iblis dan Setan oleh Bupati Meranti, Begini Tanggapan Kemenkeu

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 12 Desember 2022 | 16:00 WIB
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo/ SinPo.id/ Galuh Ratnatika
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo/ SinPo.id/ Galuh Ratnatika

SinPo.id - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo, menyayangkan pernyataan Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Adil yang menyebut Kemenkeu diisi oleh setan dan iblis. 

"Kami menyayangkan ada pernyataan seperti itu. Apalagi ini adalah situasi yang kita justru butuh koordinasi, kerja sama, yang harusnya lebih erat antara pusat dan daerah," kata Yustinus kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 12 Desember 2022.

Menurutnya, pernyataan tersebut sangat tidak pantas dan melukai para pegawai Kemenkeu, sehingga pihaknya menolak keras pernyataan tersebut.

"Tapi lebih dari itu kami mengklarifikasi kenapa kami menolak keras penyataan itu karena apa yang dilakukan Kemenkeu justru terus mendorong supaya dukungan untuk daerah itu semakin kuat. Itu bisa ditunjukkan dengan berbagai data, termasuk untuk Kabupaten Meranti," ungkapnya.

Pasalnya, kata Yustinus data yang digunakan Kemenkeu untuk alokasi BPH Migas didasarkan pada data resmi Kementerian ESDM, yang merupakan data resmi.

"Jadi menurut Kementerian ESDM memang terjadi penurunan sebagai basis 2023 dan 2022. Jadi kalau sebelumnya itu di atas 2 juta barel, lalu menjadi sekitar 1,9 juta barel. Intinya basisnya tetap 100 dolar Amerika per barel untuk konversi tiap barelnya," paparnya.

"Jadi mungkin di sini perlu duduk bersama ya, data yang diperoleh Pak Bupati itu dari mana, lalu silahkan nanti kalau mau dikroscek dengan data dari Kementerian ESDM," kata Yustinus menambahkan.

Seperti diketahui, Bupati Kepulauan Meranti tersebut tengah menjadi sorotan setelah menyebut Kemenkeu sebagai iblis dan setan, lantaran adanya penurunan terhadap jatah DBH (dana bagi hasil) yang diterima, meskipun produksi di wilayahnya meningkat.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI