Disebut Tak Ada Koordinasi dengan BPOM, Begini Tanggapan Kemenkes
SinPo.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes), membantah pernyataan yang menyebut kurangnya komunikasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait penanganan kasus gagal ginjal akut pad anak.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, koordinasi dengan BPOM terus berjalan, meski dengan cara penanganan yang berbeda.
"Ya jadi sebenarnya koordinasi itu kami lakukan, tapi kan memang perlu cepat ya, kami dari Kementerian Kesehatan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan melalui darah dan spesimen dari pasien ya," kata Nadia kepada wartawan, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 2 November 2022.
Sementara BPOM, kata Nadia, melakukan penanganan dengan cara memeriksa zat-zat toxic yang terkandung dalam obat, dan kemudian hasil dari keduanya dapat disinkronkan.
"Tapi saat ini faktor risiko yang paling besar kemungkinan berasal daei zat toxic tersebut. Tapi kita memang masih membutuhkan waktu untuk mengatakan hubungan kausalitasnya, apakah zat toxic tersebut menimbulkan gangguan ginjal akut," katanya memaparkan.
Pasalnya, BPOM juga telah menemukan adanya kadar zat toxic yang melebihi dari ambang batas yang seharusnya.
"Kita tunggu ya perkembangannya karena badan POM juga masih melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap obat cairan, maupun obat sirup yang ada. Ada sekitar 1.500 yang kami ketahui bahwa obat itu adalah obat cair atau obat sirup," kata Nadia menambahkan.