Dedi Mulyadi Minta Pemerintah Segera Ganti Sapi Milik Peternak yang Mati Akibat PMK

Laporan: Tri Bowo Santoso
Kamis, 29 September 2022 | 01:55 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi. Foto: DPR
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi. Foto: DPR

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah segera mengganti sapi perah milik anggota KPBS Pangalengan Bandung yang mati akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Wabah PMK ini musibah yang luar biasa bagi rakyat kecil," kata Dedi dalam sambungan telepon, di Purwakarta, usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI ke KPBS Pangalengan, Rabu, 29 September 2022.

Menurut Dedi, PMK adalah sebuah bencana, terutama bagi peternak skala kecil. Seperti halnya peternak sapi perah yang setiap hari menggantungkan hidup dari susu untuk dijual ke koperasi.

"Mereka yang hanya punya satu atau dua ekor, jangankan sapi perah, sapi pedaging juga repot karena itu modal hidup mereka. Jadi Kementan sudah deh berikan sapi baru kepada mereka, jangan hanya diganti Rp10 juta karena tidak ada artinya. Itu bisa kan patungan dananya dari pusat, provinsi dan daerah," tukas Dedi.

Dedi berharap anggaran yang ada bisa dialokasikan untuk membantu masyarakat yang kini tengah kesulitan akibat wabah PMK. Jangan sampai mereka masuk ke jurang kemiskinan baru dengan meminjam uang pada pihak tak bertanggung jawab.

"Pendapatan mereka dari peras susu setiap hari sekarang hilang. Jangan sampai mereka terjerat bank emok (rentenir) yang bunganya berlipat," tutur Dedi.

Ia berharap setiap kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke daerah bisa bermanfaat. Sehingga usulan untuk mengganti sapi perah yang mati diharapkan bisa direalisasikan maksimal pada semester awal tahun 2023 mendatang.

"Saya minta Kementan, dinas provinsi, dinas kabupaten bisa segera mengganti sapi peternak yang mati. Minimal satu keluarga mendapatkan ganti dua ekor sapi perah," katanya.

Jika dikalkulasikan jumlah sapi yang diharapkan bisa segera diganti oleh Kementan berjumlah 204 ekor untuk 102 keluarga yang terdampak. Nilainya mencapai Rp5,1 miliar.

Dedi menyampaikan, ada solusi agar hal tersebut bisa segera terealisasi. Caranya ialah dengan memberikan bantuan rutin yang dialokasikan untuk kelompok peternak lama dan bukan yang baru.

"Alokasikan anggaran hewan ternak sekarang fokus pada peternak lama, jangan ke kelompok peternak baru. Karena peternak baru belum tentu bisa berhasil mengelola, berbeda dengan kelompok lama yang sudah ada hasilnya," imbuh Dedi.

Ketua KPBS Pangalengan, Aun Gunawan, mengatakan, wabah PMK menjadi bencana bagi anggota koperasi. Sebab mereka menggantungkan hidup dari hasil sapi perah setiap harinya.

"Sapi perah ini berbeda dengan sapi potong. Sapi perah menghasilkan uang setiap hari, sementara sapi potong ada waktunya untuk diambil dagingnya," kata dia.

Akibat wabah tersebut ada 102 anggota koperasi yang kehilangan mata pencahariannya akibat sapi mereka mati. 
 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI