Buruh Bakal Demonstrasi Besar-besaran Menolak Kenaikan Harga BBM

Laporan: Tri Bowo Santoso
Selasa, 23 Agustus 2022 | 23:13 WIB
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. Foto: Istimewa
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. Foto: Istimewa

SinPo.id - Serikat Pekerja Indonesia akan melakukan demonstrasi serentak di 34 provinsi untuk menolak kenaikan harga BBM jenis Pertalite. 

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, unjuk rasa rencananya dilakukan awal September.

"Kami akan melakukan demo di 34 provinsi, 440 kabupaten/kota untuk menolak kenaikan BBM dan omnibus law awal September 2022. Mogok juga akan dilakukan apabila ada pemaksaan, kami akan lakukan mogok nasional. Upah kami tahun ini hanya naik 1%, padahal inflasi sudah 4,9%," tegas Iqbal di Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022.

Iqbal memaparkan beberapa alasan mengapa serikat buruh menolak rencana kenaikan harga BBM. Pertama, hal itu akan mengakibatkan lonjakan inflasi yang diprediksi bisa tembus di angka 6,5%.

"Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan inflasi yang tajam, dan harga pertalite yang katanya dipatok Rp10 ribu akan membuat inflasi tembus di angka 6,5%. Sekarang inflasi sudah 4,9%," tukas Iqbal.

Menurut Iqbal, akibatnya daya beli masyarakat akan turun. Apalagi, sudah tiga tahun berturut-turut buruh pabrik tidak naik upah minimumnya.

"Kenaikan harga BBM yang tidak diimbangi dengan kenaikan upah, sampai 5 tahun mendatang karena omnibus law, itu akan membuat daya beli terpuruk anjlok 50 persen lebih. Kami pro subsidi dan jaminan sosial," katanya.

Kedua, sambung Iqbal, risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) karena kenaikan harga barang-barang dipicu oleh harga BBM.

"PHK di mana-mana karena perusahaan akan memangkas operasionalnya karena harga energi naik," katanya.

Ketiga, dalih pemerintah menaikkan harga BBM dengan alasan di negara lain sudah lebih mahal. Ia mengatakan membandingkan harga BBM Indonesia dengan negara lain tanpa melihat income per kapitanya tidak tepat.

Keempat, jika alasan kenaikan pertalite dan solar subsidi ini karena lingkungan, katanya, ini akan sangat tidak tepat. Selama ini, kata Said Iqbal, industri besar masih memakai batu bara dan diesel.

"Jadi ini hanya akal-akalan saja untuk menaikkan BBM," jelasnya.

Terakhir, ada 120 juta pengguna motor dan angkutan umum yang merupakan kelas menengah ke bawah, dan sangat rentan dengan kenaikan harga BBM.

Sebagaimana diketahui, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengatakan kemungkinan besar Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM pada pekan ini.

Kenaikan dilakukan karena beban APBN untuk menanggung subsidi energi termasuk BBM tahun ini melonjak jadi Rp502 triliun akibat lonjakan harga minyak.

Namun, Jokowi usai memberikan pengarahan kepada Kadin se-Indonesia masih belum memberikan gambaran pasti soal kenaikan akan dilakukan. Menurutnya, pemerintah harus berhati-hati dalam memutuskan kebijakan harga BBM supaya tidak membebani masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

 sinpo

Komentar: