Kapolda Sumut Baper Saat Disinggung Soal Kaisar Sambo dan Konsorsium 303

Laporan: Tri Bowo Santoso
Senin, 22 Agustus 2022 | 22:53 WIB
Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak. Foto: Istimewa
Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak. Foto: Istimewa

SinPo.id - Infografis 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' terkait bisnis judi di Indonesia beredar luas di media sosial telah menyeret nama sejumlah pejabat Polri, termasuk Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak.

Ketika ditanya perihal struktur yang tersebar luas di sosial media tersebut, Panca Putra terlihat terbawa perasaan alias baper. Dengan nada meninggi, jebolan Akpol 1990  itu malah bertanya kembali ke wartawan.

"Menurut kamu gimana? Saya harus kasih tahu, saya tanya benar gak saya? Menurut mu gimana? Gitu lho," kata Panca Putra Simanjuntak, Senin, 22 Agustus 2022.

Panca pun tak menjawab secara gamblang mengenai kabar itu. Dia hanya berpesan agar jangan ragu berbuat baik.

"Saya selalu pesan ke teman-teman jangan ragu untuk terus berbuat baik dengan integritasmu. Itu pesan saya, masyarakat akan merasakan," tegas pria kelahiran Balige, Sumatera Utara, 19 Januari 1969 itu.

Di tempat terpisah, Kepala Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara, Abyadi Siregar, berpendapat, infografis itu menggambarkan dugaan keterlibatan para pejabat kepolisian dalam bisnis judi dan peredaran narkoba.

"Bahkan, dalam infografis itu sangat jelas tertulis lokasi-lokasi judi di Sumut serta nama-nama dan foto-foto pejabat Polri di negeri ini sekaligus perannya masing-masing," ungkap Abyadi.

Untuk itu, di tengah banyaknya persoalan yang saat ini dihadapi Polri, Abyadi menyarankan korps Bhayangkara untuk memberi klarifikasi terkait viralnya kabar itu.

"Polri tidak bisa membiarkan informasi yang mendiskreditkan wibawa Polri ini beredar secara luas. Karena itu, Polri harus segera melakukan langkah langkah cepat, seperti memberi klarifikasi kepada masyarakat secara luas," tuturnya.

Bila informasi yang digambarkan dalam infografis itu tidak benar, tambah Abyadi, maka Polri harus mengejar pelaku yang membuat dan menyebarkan infografis tersebut.

"Bila Polri tidak memberi klarifikasi dan menangkap pelaku pembuat dan penyebar infografis itu, maka masyarakat Indonesia akan percaya dengan isi yang digambarkan dalam infografis tersebut," tandas Abyadi.

 sinpo

Komentar: