PA 212: Politik Identitas yang Dimaksud Jokowi Ditujukan untuk Ahok

Laporan: Sinpo
Kamis, 18 Agustus 2022 | 04:26 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin. Foto: Istimewa
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin. Foto: Istimewa

SinPo.id - Harapan Presiden Joko Widodo agar tak ada lagi yang menggunakan politik identitas dan polarisasi agama dinilai ditujukan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Demikian disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin menanggapi pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2022 di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.

Novel mengatakan, hanya rezim "Sambo" yang selama ini atas nama konstitusi melarang politik identitas dan politik agama.

"Karena institusi Polri kalau tidak salah pernah mengeluarkan yang diduga ancaman melarang bahkan akan menindak bagi yang menjalankan politik identitas atau politik agama," ujar Novel dilansir RMOL, Rabu, 17 Agustus 2022.

Novel kemudian menyinggung nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang pernah menjadi narapidana kasus penistaan agama. Novel berpendapat, justru Ahok yang menjadi bagian dari rezim demi kepentingan politiknya justru menyerang Islam.

"Maka timbulah dua kubu antara membela agama dan kelompok penista agama, sampai-sampai Tito Karnavian (saat itu jadi Kapolri) membuat Satgasus Merah Putih yang institusi Polri harus berpolitik secara kotor demi kepentingan oligarki," tutur Novel.

Selain itu, Novel juga menyinggung soal Satgas Merah Putih yang saat ini sudah dibubarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo usai mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menjadi tersangka kasus dugaan pembunuhan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

"Dan Satgasus Merah Putih ternyata mengkriminalisasi dengan bringas kepada para ulama dan Habaib, sampai-sampai pengawal HRS (Habib Rizieq Shihab) 6 laskar dibantai dengan biadab yang membela ulama dan agama karena dianggap bersebrangan dengan oligarki," tutup Novel.

 sinpo

Komentar: