Cara Warga Korban Rob Memperingati 77 Tahun Kemerdekaan

Laporan: Sinpo
Rabu, 17 Agustus 2022 | 14:19 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Ist)
Ilustrasi (SinPo.id/Ist)

SinPo.id - Warga pantai Timbulsloko Kabupaten  Demak Jawa Tengah menggelar upacara bendera peringatan 77 tahun kemerdekaan republik Indonesia. Mereka menggelar upacara sederhana di jalan kampung tergenang air rob sebagai bukti rakyat pesisir bagian dari NKRI yang selama ini menjadi korban dampak meluapnya air laut di kampung mereka.

“Pada peringatan kemerdekaan ini, kami ingin memberikan pesan kepada sesama warga dan tuntutan kepada penguasa,” kata juru bicara warga Timbulsloko, Ashar, dalam pernyataannya, Rabu 17 Agustus 2022.

Upacara dilakukan dengan pengibaran merah putih itu dilengkapi dengan ritual pembacaan teks proklamasi versi rakyat dengan tema Proklamasi Mimpi “Mimpi Kami, Masyarakat Pesisir Korban Banjir Rob, Akibat Pengrusakan Lingkungan. Kami warga Timbulsloko, Demak. Kami juga ingin hidup tenang, damai dan sehat,” kata pembina upacara Ma’ruf, saat membacakan teks proklamasi versi mereka.

Dalam teks yang dibacakan mirip teks proklamasi kemederkaan 17 Agustus 1945 itu juga menyebutkan segala bentuk, hal-hal dan upaya pengrusakan terhadap tempat hidup kami harus dihentikan. “Kami juga berhak untuk hidup baik dan sehat,” ujar Ma’ruf dalam teks itu.

Dalam akhir teks disebutkan dengan segala kekuatan yang ada, warga menyelamatkan diri, memerdekakan diri dari banjir rob.

“Hal hal mengenai pemulihan lingkungan, penyelamatan kampung-kampung pesisir dari tenggelam, harus dilakukan dengan cara yang adil dan manusiawi, bukan diskriminasi dan menenggelamkan kami seperti Tol Tanggul Laut,” katanya.

Teks dibacakan usai mendegarkan suara Ir Soekarno membacakan proklamasi kemederkaan. Sedangkan pembacaan proklamasi versi warga sebagai sindiran terhadap kerusakan lingkungan mereka.

Menurut Ma’ruf, kerusakan lingkungan kampung-kampung pesisir, termasuk di tempat tinggal dia akibat berbagai aktivitas pertambangan dan proyek.  Ia menyebut Proyek seperti Tol Tanggul Laut Semarang-Demak sebagai proyek diskriminasi dan membuat krisis banjir rob semakin parah.

Saat ini saja, ketika jalan tol masih dalam proses pembangunan, banjir rob sudah semakin dalam. “Oleh karena itu, Kami menuntut agar pembangunan tanggul laut jangan dilakukan,” kata Ma’ruf menegaskan.

Saat upacara itu warga menyampaikan pesan kepada seluruh warga pesisir agar bersatu membangun kekuatan bersama memerdekaan diri dari pengrusakan lingkungan.

 sinpo

Komentar: