Bangun Pembangkit Listrik 35.000 Mw, Bambang Haryo: Seharusnya Tidak Perlu Sebesar Itu
Jakarta, sinpo.id - Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono, menyayangkan program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, saat ini pertumbuhan ekonomi kita terus mengalami keterlmabatan pada kisaran 30 % dan juga keterlambatan pertumbuhan di sektor industri hingga 50 % di banding tahun 2014.
"Ternyata, pertumbuhan kita negatif. Maka, alangkah baiknya apabila industri listrik ini untuk penambahannya tidak dilakukan sesegera mungkin, jadi perlu diperlambat," ujarnya.
Meskipun demikian, apabila harus diperlambat pembangunan proyek tersebut, maka uang yang telah dikeluarkan tidak bisa di kembalikan, mengingat proyek itu sudah berjalan.
"Kalau diperlambat ini tetap saja dari sisi ongkos, (kan) sudah jalan separo, atau sepertiga itu mengakibatkan adanya uang yang tidak bisa dikembalikan, karena tidak mungkin mampu mengembalikan itu (duit yang telah dikeluarkan)," paparnya.
Melihat kondisi tersebut, semestinya Pemerintah tidak terlalu emosional untuk membangun proyek pembangkit listrik hingga 35.000 Megawatt (Mw).
"Seharusnya beliau punya target bukan 35.000 Mw," tutur Politisi Gerindra ini.
Ia membandingkan dengan kenaikan ekonomi di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu pertumbuhan ekonominya 7 % saja hanya mencanangkan penambahan pembangunan listrik sebesar 10.000 Mw.
Meskipun hanya 10.000 Mw di era SBY, SBY tetap tidak bisa merampungkan proyek tersebut, apalagi yang saat ini kenaikan ekonominya tidak lebih dari 7 %. Maka akan sangat sulit merampungkan pembangunan proyek sebesar 35.000 Mw.
"SBY saja yang 10 tahun berkuasa, pertumbuhan ekonominya pada waktu itu sekitar 7%, dia punya target penambahan listrik hanya 10.000 Mw, itupun belum tercapai. Sekarang, pertumbuhan belum jelas-jelas tinggi kok sudah menargetkan 35.000 Mw," tutupnya.

