Salah Materi di Buku PPKn, DPR: Kemendikbud Jangan Hanya Pikirkan Proyek

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Minggu, 31 Juli 2022 | 13:37 WIB
Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira (SinPo.id/Parlementaria Terkini)
Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira (SinPo.id/Parlementaria Terkini)

SinPo.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menarik buku cetak Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk kelas 7 SMP. Penarikan buku dilakukan lantaran ada kesalahan materi di dalamnya.

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengingatkan, persoalan serupa juga sudah pernah terjadi sebelumnya, meski dalam konteks materi yang berbeda. Kali ini buku PPKn tersebut ditarik lantaran ada kesalahanan materi konsep Trinitas agama Kristen dan Katolik.

 “Penyusunan materi pelajaran seharusnya dikerjakan secara ilmiah dan bertanggung jawab. Tidak boleh hanya sekadar proyekan yang menguntungkan sekelompok orang secara materi,” ujar Andreas dalam keterangannya, seperti dikutip dari laman dpr.go.id

 Menurut politisi PDI Perjuangan ini, kesalahan materi dalam buku cetak pendidikan sudah kerap terjadi. Dia berharap kejadian kesalahan materi ini tak terjadi lagi ke depannya.

“Kekeliruan dalam buku PPKn merupakan fenomena gunung es dari buruknya proses penyusunan buku materi pelajaran yang dilakukan Kemendikbud,” tegasnya.

Andreas juga meminta seluruh buku materi pelajaran yang telah dicetak Kemendikbud Ristek untuk dikaji ulang dan diteliti secara seksama. Karena bukan tidak mungkin ada kekeliruan lainnya di buku pelajaran siswa sekolah.

“Kalau Pemerintah Pusat saja sudah menyampaikan ilmu pengetahuan yang tidak tepat, bukan tak mungkin generasi muda masa depan bangsa Indonesia bakal memiliki pemahaman sesat dalam memahami agama-agama yang ada di Indonesia,” paparnya.

Sikap toleran dan saling menghormati, kata Andreas, antar-pemeluk agama berbeda hanya bisa ditumbuhkan jika ada pemahaman yang tepat dari agama-agama yang ada di Indonesia.

“Sesat pikir akibat kekeliruan pelajaran dapat berakibat fatal bagi kebhinekaan serta persatuan dan kesatuan Indonesia,” pungkasnya.sinpo

Komentar: